Page 17 - Microsoft Word - E-BOOK Guru Menembus Amerika
P. 17
hanya diam saja. Ibu mengambil piring dan menuangkan nasi
ke dalamnya. Saya membantunya, memberikan piring yang
sudah berisi nasi kepada ayah dan adik-adik. Sebelum makan,
kami pun berdoa. Kami makan tanpa suara, hening,
menikmati masakan ibu yang lezat.
Keesokan harinya. Saya berangkat sekolah seperti biasa.
“Doddy, Yulia, jadikah kita latihan setelah pulang sekolah?”
Tanya saya ketika bertemu mereka di sekolah. “Jadi,” jawab
Doddy. Saat jam istirahat tiba, kami bertiga bertemu dan
membicarakan persiapan lomba. “Lomba bahasa Inggris
nanti dalam bentuk apa ya?” Tanya Yulia. Jawab saya, ”ibu
Purnama kemarin bilang, lomba menebak gambar. Tugas
anggota tim sebagai berikut, yang pertama menggambar,
yang kedua bermain peran mengarahkan peserta lawan
untuk menebak kata yang digambar, yang ketiga membantu
memindahkan kertas yang sudah ditebak,” saya memberikan
penjelasan. “Wah, seru juga ya,” respon Doddy dengan
cepat. Tiba-tiba bel istirahat berbunyi, pertanda jam istirahat
selesai dan kembali masuk kelas.
Proses belajar-mengajar terasa sangat menyenangkan
hari itu, karena saya, Doddy dan Yulia akan berlatih untuk
persiapan lomba bahasa Inggris, menebak gambar. Tentunya
memerlukan penguasaan kosakata yang banyak agar bisa
menebak gambar dalam bahasa Inggris.
Waktu menunjukkan pukul dua tepat, terdengarlah bel
panjang berbunyi dari ruang piket, yang berarti jam belajar
sudah selesai. Hati saya sangat gembira. Dengan semangat,
saya, Doddy dan Yulia keluar kelas menuju taman sekolah,
tempat yang sudah kami sepakati untuk berlatih. Setibanya di
Guru Menembus Amerika | 11