Page 19 - Microsoft Word - E-BOOK Guru Menembus Amerika
P. 19
ruang lomba. Setiba di ruang lomba, ternyata sudah banyak
yang hadir dari sekolah lain didampingi seorang guru.
Tepat pukul sembilan, pembukaan dimulai. Kami
menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh semangat.
Setelah selesai acara pembukaan, dilanjutkan dengan
pembacaan aturan main lomba. Kami mendengarkan dengan
seksama. Ada dua puluh sekolah yang ikut lomba. Saya,
Doddy dan Yulia berpandang-pandangan dan tersenyum
seakan ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak terdengar satu
kata pun dari mulut kami masing-masing.
Tibalah nomor lima dan enam dipanggil panitia untuk
berlomba. Semua peralatan lomba sudah disediakan panitia.
“Semangat ya Erika, Doddy dan Yulia!” Suara ibu Purnama
terdengar gemetar. Mungkin ibu Purnama tegang juga
seperti kami. “Doain ya bu,” kata saya. Ibu Purnama
mengangguk.
Saya merasa ada air yang menetes di kening, pertanda
saya mulai grogi, Doddy dan Yulia seperti tegang juga
terlihat. Kami menuju meja nomor lima dan lawan menuju
meja nomor enam. Sebuah papan dengan kertas gambar
kosong sudah berada di tengah, diantara meja peserta
lomba. Saya berpikir, pasti itu adalah tempat untuk
menggambar. Berdasarkan hasil undian, group saya duluan
maju dan group lawan menebak gambar. Setelah nomor
undian kami dipanggil, Doddy sebagai yang menggambar
maju ke tengah, diikuti Yulia yang bertugas memegang kertas
gambar dari panitia.
Doddy mulai menggambar dengan tenang. Setelah
selesai menggambar, Yulia berdiri ke arah lawan memberikan
aba-aba untuk segera menebak gambar. Tim lawan pun
Guru Menembus Amerika | 13