Page 22 - Microsoft Word - E-BOOK Guru Menembus Amerika
P. 22
pulang ke rumah, tapi mampir di warung kopi. Saya dan ayah
masing-masing satu lembar membaca isi pengumuman
kelulusan SIPENMARU. Banyak sekali nama dan tercetak
sangat kecil. Akhirnya saya membaca nama saya. ERIKA
AMBARITA. Spontan saya berteriak kegirangan dan orang-
orang yang ada di warung kopi melihat saya, heran.
“Mana, Erika?” Tanya ayah.
“Ini ayah”, jawab saya sambil menunjukkan nama saya
tercetak jelas. Ayah membaca dengan seksama. Tiba-tiba
ayah memeluk saya kuat.
“Ayah yakin sekali Erika, kamu pasti ke Amerika,” kata
ayah setelah membaca nama saya. Saya diam dan berkata
dalam hati, “Mengapa ayah bilang seperti itu?” Kemudian
saya tersenyum dan menjawab, “Pasti, ayah.” Saya tidak tahu
dari mana datang suatu keyakinan, pasti saya akan ke
Amerika. Kami pun segera beranjak dari warung kopi dan
pulang ke rumah.
Setiba di rumah, tidak seorang pun kami jumpai. Sepi.
Lalu saya ke dapur, ayah pergi ke kamarnya. Ternyata ibu di
dapur sedang memasak. Segera saya peluk ibu dari belakang.
Ibu pun merasa kaget.
“Kenapa ibu dipeluk?” tanya ibu sambil masih
memegang sendok penggorengan.
“Saya lulus SIPENMARU, ibu,” bisik saya di telinganya.
Ibu memutarkan badannya dan melihat saya dengan penuh
kegirangan.
“Syukur kepada Tuhan. Selamat ya, Erika. Kamu
memang anak ibu yang paling membanggakan orangtua.”
Ibu berkata sambil memeluk tubuh saya dengan erat.
16 | Erika Ambarita