Page 25 - Microsoft Word - E-BOOK Guru Menembus Amerika
P. 25
saya kepada ayah. Untuk mengurangi beban ongkos ke
Medan, ayah sendiri yang menjadi supir mengantar saya ke
Medan.
Selama tiga hari dua malam, perjalanan ke Medan kami
tempuh. Banyak pengalaman suka dan duka kami rasakan.
Semula saya berpikir, bahwa akan kesulitan dalam tidur.
Ternyata ayah sangat berpengalaman. Bila malam tiba, kami
beristirahat di sebuah rumah makan yang ada kamar
tidurnya, tanpa bayar. Saya pun bertanya kepada ayah,
kenapa tidak bayar. Ayah menjelaskan bahwa waktu muda
dulu, ayah pernah menjadi supir truk Jakarta-Medan. Dan
rumah yang kami singgahi untuk tidur adalah rumah rekanan
kerja dari perusahaan tempat ayah bekerja dulu. Mendengar
cerita ayah, saya sangat terharu. Betapa hebat pengalaman
ayah dalam memperjuangkan hidup. Merantau dari
pedalaman Pulau Samosir ke Jakarta, tidak melanjutkan
sekolah ke SMA, tapi bekerja sebagai supir truk Jakarta–
Medan. Kehidupan di jalan lintas Sumatera membuat ayah
menjadi laki-laki tangguh. Dan berkat kegigihan ayah sebagai
supir truk, ketika menikah dengan ibu di Pematang Siantar,
ayah sudah bisa membelikan ibu sebuah rumah yang
sederhana dan memiliki sebuah mobil yang dipakai ayah
untuk bekerja sebagai supir. Karena ayah ingin sekali
merasakan ibukota Jakarta, ayah menjual rumah dan mobil
sebagai modal bisa hidup di Jakarta. Bangganya punya ayah
yang hebat, tidak mengandalkan harta orangtua. Berusaha
sendiri memperjuangkan hidup. Saya mencintaimu ayah.
Sampai di Medan, ayah menitipkan saya ke rumah bibi,
sepupu ayah. Bibi mempunyai restauran. Saya melihat hampir
Guru Menembus Amerika | 19