Page 13 - Kisah-korupsi-kita-halaman-1-24
P. 13
Momen penangkapan Nazaruddin oleh polisi Kolombia. (Sumber: Reuters)
ke Tanah Air. Diperkirakan biaya pemulangan ini mencapai Rp4 miliar.
Nazaruddin tiba pada 13 Agustus 2010. Ia langsung digelandang KPK
menuju tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Meskipun banyak kasus besar terkuak dan menyeret banyak orang dari
berbagai kalangan, rentetan kasus korupsi ternyata masih terus terjadi seperti
enggan mati. Korupsi dan para pelakunya terus terdeteksi dengan modus
yang boleh dikatakan tidak jauh berbeda dari para pendahulunya. Ciri kental
korupsi umumnya tetap terlihat, yaitu melibatkan tidak hanya satu orang,
menggunakan kata-kata sandi dalam berkomunikasi, dan menggunakan
uang kontan untuk bertransaksi. Karena itu, KPK mengedepankan operasi
tangkap tangan (OTT) untuk mematikan gerak para koruptor.
Laju KPK tersebut bukannya tidak mendapatkan perlawanan. Salah satu
tren yang tampak dalam pemberantasan korupsi dan penanganan koruptor
adalah serangan balik yang dilakukan kepada KPK dalam berbagai bentuk.
Tidak pelak lagi serangan balik itu membuat KPK kadang terhuyung, bahkan
limbung ketika pimpinannya "dikriminalisasi", tetapi KPK dapat bangkit
kembali karena dukungan publik yang sangat besar.
Tantangan model lain sepanjang tahun 2016 yang dihadapi KPK, adalah
gelombang praperadilan yang diajukan para tersangka kasus korupsi.
Pengajuan praperadilan tersebut tidak terlepas dari Putusan MK No.21/
PUU-XII/2015 tanggal 28 April 2015 yang memperluas objek praperadilan
di luar ketentuan Pasal 77 KUHAP, yaitu dengan memasukkan penetapan
tersangka sebagai objek praperadilan. Putusan tersebut menjadi momentum
terbukanya peluang bebas dari jerat hukum melalui praperadilan yang
ditangani tidak saja oleh KPK, tetapi juga oleh aparat penegak hukum lain.
Adanya agenda melemahkan KPK menunjukkan eksistensi korupsi
hendak dilanggengkan di negeri ini oleh segelintir orang yang merasa
terancam perbuatannya. KPK telah menciptakan perlawanan terhadap
musuh bersama bangsa ini yaitu koruptor. Namun, para koruptor yang
merasa terusik zona nyamannya juga bereaksi menandakan mereka tidak
hendak mati atau diganggu “periuk nasi” haramnya. gu “periuk nasi”
haramnya.
ANATOMI KASUS-KASUS BESAR DALAM KAJIAN INTERDISIPLINER 5