Page 148 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 148

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                sekretaris  Kongres,  Yamin  menyampaikan  pidatonya  bejudul
                “Persatuan  dan  kebangsaan  Indonesia”.  Terkait  dengan  bahasa,
                Yamin  menegaskan  kembali  bahwa  bahasa  Melayu  dalam  kongres
                tersebut  telah  menjelma  menjadi  bahasa  Indonesia.  Lebih  dari  itu,
                dalam  kapasitasnya  sebagai  sekretaris,  Yamin  selama  rapat
                berlangsung  memberikan  resolusi  dari  kerapatan  pemuda;  dia
                memberikan  secarik  kertas  kapada  pimpinan  sidang  Seogondo
                Djojopoespito  (PPPI),  yang  berisi  rumusan  fusi  dari  berbagai
                organisasi pemuda yang ada—suatu ide yang sebelumnya ditentang
                keras oleh Yamin. Hasil rumusan tersebut akhirnya disepakati dalam
                rapat  pemuda  dengan  sebutan  “Ikrar  Pemuda”,  yang  kemudian
                dikenal sebaga Sumpah Pemuda sebagaimana kita sebut hingga saat
                   78
                ini.
                       Kita akan kembali lagi ke isu bahasa nanti. Hal penting untuk
                dijelaskan  di  sini  adalah  keterlibatan  dan  kontribusi  Yamin  dalam
                Kongres  Pemuda  ini  telah  membuka  jalan  bagi  karirnya  di  masa
                depan  dalam  pentas  politik  nasional.  Karir  politik  Yamin  dmukai
                ketika  dia  memutuskan  mengambil  haluan  kooperatif  dengan
                pemerintah  kolonial  Belanda,  setelah  sekian  lama  menjadi  seorang
                aktifis  yang  bersikap  kritis  dan  bahkan  berseberangan  dengan
                pemerintah. Langkah kooperatif ini dilakukan Yamin dengan menjadi
                anggota  Volksraad,  lembaga  dewan  rakyat  buatan  Belanda.  Bagi
                Yamin,  yan  sejak  1937  bergabung  dalam  Gerakan  Rakyat  Indonesia
                (Gerindo), langkah kooperatif perlu diambil dalam rangka mencapai
                tujuan  yang  sama  dengan  mereka  yang  yang  tetap  bersikap  non-
                koopetatif;  keduanya  sama-sama  bertujuan  untuk  menghidupkan
                                     79
                pergerakan nasional.
                       Lepas  dari  berbagai  pandangan  menyangkut  peran  Yamin  di
                Volksraad—ia pernah dijuluki sebagai biang keladi perpecahan dalam
                Fraksi  Nasional—pengalamannya  ini  telah  meghantarkan  dia
                memasuk  panggung  politik  yang  lebih  sentral  dan  strategis.
                Demikialah,  di  akhir  masa  pendudukan  Jepang,  Yamin  termasuk
                seorang  yang  ikut  teribat  dalam  Badan  persiapan  Kemerdekaan
                Indonesia (BUPKI). Bahkan, dalam sidang pertama BPUPKI pada 28



                136
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153