Page 146 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 146
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
meskipun lagi-lagi dia tidak tertarik untuk berkarir di bidang yang
baru selesai dipelajarinya. Dia memilih untuk lebih berkonsentrasi di
bidang sastra, budaya dan politik.
Untuk itu, tidak lama setelah menamatkan pendidikannya di
Bogor, Yamin segara pindah ke Surakarta, saat dia mendaftar sebagai
pelajar di AMS (Algemmene Middalbare School). Di AMS ini dia
mengambil jurusan yang sesuai dengan minatnya, yakni Sastra Timur
(Oostersch Letterkundige). Di samping itu, selama belajar di AMS ini
pula Yamin mempelajari secara mendalam bahasa dan budaya Jawa.
Pada 1927, saat berusaia 24 tahun, Yamin berhasil tamat di AMS. Dari
situ, dia pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di
Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hoog School). Selama menjadi
mahasiswa, Yamin tinggal di Indonesisch Clubgebouw (IC) di Kramat
Raya, bersama mahasiswa-mahasiswa lain seperti Sumanang, Amir
Syarifuddin dan Abu Hanifah. Setelah lima tahun belajar, pada 1932
Yamin menyelesaikan studinya dan berhak memakai gelar Mr.
(Meester in de Rechten) di depan namanya, menjadi Mr. Muhammad
Yamin.
2.11. Karir Politik
Di tengah kesibukannya sebagai pelajar, Muhammad Yamin
mulai terjun ke dunia aktifis. Dia menjadi anggota dari suatu
perkumpulan daerah yang saat itu memang tengah menjamur di
kota-kota pelajar, Jong Sumatranen Bond (JSB). Yamin mulai tampil
ke permukaan ketika dia berpidato pada lustrum pertama JSB pada
1923 di Jakarta. Pidato Yamin—berjudul “De Maleische Taal in het
verledan, heden and in de toekomst” (Bahasa Melayu di Masa
Lampau, Kini dan Mendatang)—tepat mengenai isu yang saat
memang hangat dibicarakan di tengah wacana publik, khususnya
kalangan pelajar Indonesia. Perlu ditegaskan, sejalan dengan mulai
menguatnya hasrat untuk menciptakan “kemajuan” (progress) bagi
dan oleh rakyat pribumi, maka bahasa mulai muncul sebagai penanda
dari arus besar pergualatan pemikiran ke arah pembentukan sebuah
134