Page 152 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 152
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
Uraian Yamin di atas, yang dituangkan dalam deklarasi
Sumpah Pemuda, telah berjasa mejadikan penggunaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa penghubung semakin kuat. Orang-orang
Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Ambon, dan lain-lain berusaha
untuk mengungkapkan pikiran mereka dengan bahasa Indonesia, baik
dalam rapat-rapat maupun majalah/surat kabar. Di bidang
pendidikan, Taman Siswa yang dalam kegiatannya untuk melindungi
kebudayaan Jawa, pada tahun 1930 mulai memberikan prioritas bagi
kepentingan bahasa Indonesia. Di bidang pers, majalah Poejangga
Baroe pada tahun 1933 telah menggunakan bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi modern. Di bidang politik, pada tahun 1938, Moh.
Husni Thamrin pada sidang Volksraad untuk pertama kalinya
menggunakan bahasa Indonesia dalam pidato-pidatonya. Hal ini
86
kemudian diikuti anggota Fraksi Nasional lainnya.
Sejaan dengan itu, usaha perbaikan atau standarisasi bahasa
Indonesia juga mulai dilakukan, karena bahasa Indonesia yang
digunakan saat itu masih tidak beraturan. Pada 1938 diadakan
Kongres Bahasa Indonesia I di kota Solo, yang sala satunya
membahas Dalam standar dan ejaan bahasa Indonesia. Sekilas
kongres Bahasa Indonesia yang pertama ini lebih sebagai sebuah
ajang akademik ketimbang sebuah acara dengan kepentingan politik
tertentu. Komisi penyelenggaraan diketuai Dr. Hoessein
Djajadiningrat dengan Prof. Poerbotjaraka sebagai komisaris aktif.
Banyak makalah yang dipresentasikan di kongres menyentuh hal-hal
teknis atas proses standardisasi dan penginstitusian penggunaan
bahasa nasional. Meskipun, kalangan tokoh pergerakan tetap
menjadi bagian penting dari Kongres. Mereka antar lain Amir
Sjarifuddin dan Moh. Tabrani, yang menyampaikan makalah untuk
mendorong penyebarluasan bahasa Indonesia, seraya memberi
argumen bahwa bangsa Indonesia tidak beroposisi terhadap bahasa-
bahasa lokal tetapi merepresentasikan realisasi dari sumpah
87
pemuda.
Sementara itu Muhammad Yamin pada kongres tersebut
menyampaikan makalah tentang “Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Persatuan dan Bahasa Kebudayaan”. Dalam hal ini, Yamin kembali
140