Page 154 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 154

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                ketatanegaraan  Sriwijaya  naik  turun  sejak  abad  ke-4  sampai
                permulaan  abad  ke-15; jadi  selama  1000 tahun  negara  nasional  itu
                tegak berdiri dan jaya karena sesuai dengan kepribadian Indonesia.
                Sumpah  kedua  diucapkan  oleh  Patih  Gajah  Mada  di  kaki  gunung
                Penanggungan  di  Keraton  Majapahit  pada  tahun  1331  dengan
                dihadiri  diplomat  negarawan  Adityawarman,  ketika  Negara
                Keprabuan Majapahit sedang meningkatkan kekuasaannya di bawah
                lindungan Perabu Wanta Tribuana dan Kepala Negara Hayam Wuruk,
                sesuai dengan rancangan Werda Menteri Negerawan Adityawarman
                di  benua  Asia.  Sumpah  ketiga  adalah  Sumpah  Pemuda  yang
                                                                                   91
                diucapkan  pada  Kongres  Pemuda  28  Oktober  1928  di  Jakarta.
                Demikianah, Yamin telah menggunakan simbol-simbol tersebut untuk
                membangkitkan  semangat  persatuan  dalam  rangka  pembentukan
                nation building dari negara-bangsa Indonesia.


                2.13. Menggagas Kebudayaan Nasional

                       Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, kebudayaan telah
                menjadi  satu  isu  sentral  dalam  sejarah pemikiran  Indonesia.  Hal  ini
                terutama  bisa  dilihat  dari  perdebatan  atau  lebih  dikenal  dengan
                polemik  kebudayaan.  Meski  tidak  terlibat  secara  langsung  dalam
                polemik,  seperti  halnya  Dr.  Soetomo  dan  Sutan  Takdir  Alisjahbana
                yang telah dibahas di atas, pemikiran Yamin tetang kebudayaan telah
                memberi  kontribusi  berarti  dalam  perkembangan  wacana  untuk
                penguatan karakter bangsa.
                       Seperti  halnya  bahasa,  pemikiran  Yamin  tenang  kebudayaan
                bertolak  dari  atau  sangat  terkait  dengan  suatu  pandangan  yang
                disebutnya  sebagai  persatuan  Indonesia.  Seraya  memberi  apresiasi
                adanya  usaha  yang  sangat  besar  dari  kalangan  masyarakat  untuk
                mengembangkan  kebudayaan—dia  mencatat  misalnya  lembaga-
                lembaga kebudayaan seperti Taman Siswa di Yogyakarta oleh Ki Hajar
                Dewantara  dan  di  Surakarta  oleh  Purbatjaraka—Yamin  menyatakan
                bawa  pergerakan  kebudayaan  Indonesia  adalah sebagai bagian  dari
                kebangunan bangsa dan kesadaran rakyat. Untuk mengembangkan




                142
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159