Page 209 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 209

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                3.10. Mohammad Syafei : Tokoh Pendidikan dari
                        Sumatera Barat
                       Selain Ki Hajar, tokoh pemikir besar di bidang pendidikan lain
                yang  perlu  dicatat  adalah  Mohamad  Sjafei.  Seperti  juga  Ki  Hajar,
                Mohamad  Sjafei  juga  mengabdikan  hidupnya  untuk  membangun
                pendidikan  dengan  penekanan  pada  penguatan  karakter  bangsa.
                “Pendidikan  yang  memerdekakan‟  adalah  slogan  yang  dijadikan
                acuan gerak dan pikir Mohamad Sjafei dalam menghadapi dominasi
                kolonial.
                       Setelah  Ki  Hajar  Dewantara  mendirikan  Tamansiswa  (1922),
                empat tahun kemudian (1926), Mohamad Sjafei menyusul langkah Ki
                Hajar  mendirikan  Indische  Nationale  School  (INS)  Kayutanam.  Jika
                ditelisik lebih mendalam, keduanya bertalian erat dengan kesadaran
                politik identitas yang tercerahkan lewat bangku pendidikan. Interaksi
                personal  kedua  tokoh  ini  merupakan  ilustrasi  yang  baik  untuk
                menunjukkan  betapa  hubungan  antara  sekolah  dan  politik  di
                lingkaran  kaum  pergerakan  nasional  sudah  berlangsung  sedemikian
                rupa. Bahwa terdapat hubungan signifikan antara politik dan lembaga
                pendidikan  dalam  menumbuhkan  kesadaran  nasional  di  lingkaran
                kaum  pergerakan  di  zaman  penjajahan.  Dalam  setting  inilah  sosok
                Mohamad Sjafei dapat diletakkan dalam peta sejarah Indonesia.


                3.11. Riwayat Hidup dan Pendidikan

                       Muhammad Sjafei lahir di  Ketapang, Kalimantan Barat, pada
                             36
                tahun  1899.   Meskipun  berdarah  Jawa  asal  Kediri,  ia  dianggap
                sebagai tokoh masyarakat di Sumatera Barat. Hal ini tidak lepas dari
                peran ayah angkatnya,  Ibrahim Marah Soetan (1860-1954), seorang
                tokoh pendidik dan pengarang pada awal abad ke-20 yang notabene
                merupakan     putra    Minangkabau     asal   Kayutanam,    tamatan
                Kweekschool (atau Sekolah Raja) Bukittinggi, yaitu sekolah guru yang
                paling bergengsi dan satu-satunya di Sumatera.






                                                                                 197
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214