Page 207 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 207
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
dalam mendidik siswa; (4) kita berhamba kepada sang anak,
maksudnya adalah pendidik harus ikhlas dan tidak terikat oleh
apapun dan juga harus mendekati anak didik untuk mengorbankan
diri kepadanya. Jadi bukan murid untuk guru, tetapi guru untuk
murid; dan (5) rawe-rawe rantas malang-malang putung, artinya
‘segala yang menghalangi akan hancur’. Semboyan ini dipakai untuk
35
memperteguh kemauan.
3.9. Pengabdian pada Masa Indonesia merdeka
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat
menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia
mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.)
dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-
jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan
Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun
1959, tanggal 28 November 1959). Ia meninggal dunia di Yogyakarta
tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
Ia juga dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh
Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28
November 1959). Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri
handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang
Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada
uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
195