Page 203 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 203

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                menyiapkan  calon  guru  Taman  Dewasa.  Pada  Taman  Guru  B  III
                tersebut di adakan pembedaan lagi, yaitu I Bagian A (ilmu alam/pasti)
                yaitu  untuk  mereka  yang  akan  mengajar  mata  pelajaran  ilmu  pasti
                dan,  II  Bagian  B  (ilmu  budaya)  yaitu  untuk  para  guru  yang  akan
                memberian pelajaran bahasa, sejarah, dan ilmu budaya lainnya; (d)
                Taman  Guru  Indriya,  yaitu  siswi-siswi  tamatan  Taman  Dewasa  atau
                sekolah  lanjutan  lainnya  (SMP/SKP)  yang  ingin  menjadi  guru  pada
                                                              29
                bagian Taman Indriya, lama pelajaran 2 tahun.
                       Pada  akhir  zaman  penjajahan  Belanda,  Taman  Siswa
                mempunyai  199  cabang  dengan  207  perguruan  yang  tersebar  di
                seluruh Indonesia dengan lebih kurang 20.000 murid dan 650 guru.
                Sementara itu, sesuai dengan sifat pendidikannya (kultural-nasional),
                maka  Taman  Siswa  sebagai  organisasi  pendidikan  dijalankan  dalam
                bentuk perguruan dan asrama. Perguruan terdiri atas tempat murid
                belajar  dan  tempat  kediaman  guru.  Dengan  demikian  gedung
                perguruan  tak  hanya  digunakan  untuk  keperluan  mengajar,
                melainkan  juga  tempat  anak-anak  berkumpul  dengan  gurunya
                sehabis pelajaran. Dengan hal itu hubungan batin antara guru dengan
                siswa menjadi erat dan rasa kekeluargaan menjadi terjalin.

                       Pada  umumnya  rumah  Taman  Siswa  dipergunakan  untuk
                pertemuan  dan  sebagainya.  Ruangan-ruangannya  dibuat  praktis:
                dinding-dinding  antara  kelas  yang  satu  dengan  yang  lain  dibuat
                supaya mudah diangkat, dan bila perlu, terdapat ruangan yang luas
                dan  dapat  dipergunakan  untuk  keperluan  lain  seperti  untuk  rapat
                perayaan, dan penginapan.

                       Sementara  itu,  selain  guru-guru,  murid-murid  yang  berasal
                dari  tempat  lain  akan  ditempatkan  di  asrama.  Asrama  ini  menjadi
                salah satu alat pendidikan di Taman Siswa untuk menanamkan rasa
                kekeluargaan. Asrama untuk anak laki-laki disebut Wisma Priya dan
                untuk  anak-anak  perempuan  disebut  Wisma  Rini.  Asrama  tersebut
                selalu  berada  di  bawah  pengawasan  para  guru.  Dalam  Wisma  rini
                diperhatikan  juga  soal-soal  keputerian  seperti  penyelenggaraan
                rumah tangga, menjahit, memasak, memelihara kebun, dan olahraga.
                Sifat-sifat ketimuran selalu dijaga di asrama ini. Menurut Ki Hajar



                                                                                 191
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208