Page 201 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 201

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                menyebabkan  bangsa  Indonesia  semakin  bergantung  kepada
                penjajah.  Pendidikan  yang  demikian  tidak  akan  dapat  menjadikan
                bangsa  Indonesia  sebagai  manusia  merdeka,  dan  keadaan  tersebut
                tidak  akan  bisa  hilangkan  jika  hanya  dilawan  dengan  pergerakan
                politik saja, tetapi juga harus dipentingkan pembangan hidup mereka
                dengan  cara  jalan  pengajaran  dan  memberikan  pendidikan  secara
                         25
                nasional.
                       Untuk  dapat  melaksanakan  pendidikan  nasional  tersebut
                haruslah  ada  kemerdekaan  yang  seluas-luasnya.  Karenanya,  kata  Ki
                Hajar,  janganlah  suka  menerima  bantuan  yang  dapat  mengikat
                kebebasan  diri,  dan  untuk  dapat  berdiri  sendiri  haruslah  dijalankan
                dengan cara “berbelanja sendiri” dengan bertumpu pada “kekuatan
                sendiri”. Selain itu, pengajaran harus tersebar kepada seluruh rakyat,
                jangan  hanya  diberikan  kepada  lapisan  masyarakat  tertinggi  saja.
                Kekuatan bangsa tidak akan berkembang jika hanya kaum elite saja
                                                                            26
                yang  dapat  menikmati  pendidikan  dan  menjadi  terpelajar.   Inilah
                yang disebut dengan prinsip demokrasi dalam pendidikan.
                       Rasa  kemerdekan,  penghargaan  kodrat  anak,  dan  berdiri  di
                atas  kaki  sendiri  menjadi  semangat  dan  tema  pokok  pandangan
                pendidikan  Ki  Hajar.  Sementara  itu,  nada-nada  perjuangan  dalam
                pemikirannya  muncul  dari  kekecewaannya  atas  sistem  pendidikan
                yang  diberikan  Belanda  saat  itu.  Memang  pada  masa  Ki  Hajar,
                pemerintah  kolonial  telah  mulai  memberikan  sedikit  kesempatan
                kepada  bangsa  Indonesia  untuk  mendapatkan  pendidikan.  Namun,
                menurut  Ki  Hajar,  pendidikan  yang  diberikan  pemerintah  Belanda
                tersebut  tidak  lepas  dari  tujuan  kolonialismenya  dan  bukan  untuk
                mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia.



                       “Pengajaran pada zaman sekarang tidak dapat memberi
                       kepuasan  kepada  rakyat  kita.  Pengajaran  gubernemen
                       yang  seolah-olah  dijadikan  contoh  dan  umumnya
                       dianggap sebagai usaha untuk menjunjung derajat kita,
                       ternyata  tak  dapat  memberi  penghidupan  pada  kita,
                       yang sepadan dengan cita-cita kita sebagai rakyat yang



                                                                                 189
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206