Page 198 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 198
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
suatu masa akan lebih besar dari tuannya. Bagaimana nanti, apabila
40 juta manusia yang benar-benar bangun menuntut
pertanggungjawaban kepada seratus orang yang duduk dalam De
tweede kamer yang disebut Dewan Perwakilan Rakyat? Apakah
orang pada akhirnya akan menyerah, kalau krisis sudah ada?
Rasanya janggal terdengar, bahwa komite tersebut akan
meminta suatu parlemen. Selagi pemerintah hanya perlahan-lahan
bekerja untuk mengadakan suatu perwakilan kolonial, di mana paling
bagus beberapa orang saja diangkat oleh pemerintah sebagai apa
yang dikatakan wakil kita di dalam apa yang disebut koloniale raad
itu–lihat misalnya gemeenteraden–disana datang komite berlari-lari
kencang dengan suatu usul yang hebat, tidak lebih dan tidak kurang
suatu Parlemen Hindia.
Tampaknya maksud komite hanya memajukan protes di dalam
suatu permintaan yang sekarang tidak dapat diperkenankan, dan
tidak mengharapkan hasilnya. Ajaib memang adanya, bahwa tepat
pada hari orang Belanda merayakan kemerdekaannya, komite
datang kepada Ratu dengan permohonan untuk melenyapkan
kekuasaan absolut Belanda atas suatu bangsa yang 40 juta orang
jumlahnya.
Lihatlah, sekarang sudah, betapa pengaruh cita-cita perayaan
itu. Tidak, sekali-kali tidak, kalau saya seorang Belanda, saya tidak
akan merayakan jubileum seperti itu disini dalam suatu negeri yang
kita jajah. Beri dahulu bangsa yang terjajah itu kemerdekaannya,
barulah merayakan kemerdekaan itu sendiri.”
Melihat isi surat tersebut, terlihat bahwa Ki Hajar yang kala itu
baru berusia 24 tahun begitu keras mengkritik pemerintah Hindia
Belanda. Namun beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini
asli dibuat oleh Ki Hajar sendiri karena gaya bahasanya yang berbeda
dari tulisan-tulisannya sebelumnya. Kalaupun benar ia yang menulis,
mereka menganggap Douwes Dekker berperan dalam memanas-
manasi Ki Hajar untuk menulis dengan gaya demikian.
Akibat tulisan tersebut ia ditangkap atas persetujuan
Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka
186