Page 194 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 194

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                   sebegitu  lama  ditunggu-tunggu,  hari  perayaan  kemerdekaan.
                   Kegembiraan  hatiku  akan  meluap-luap  melihat  bendera  Belanda
                   berkibar  sesenang-senangnya  dengan  secarik  Oranje  di  atasnya.
                   Suaraku  akan  parau  ikut  serta  menyanyikan  lagu  “wilhelmus”  dan
                   “wien  Neerlands  Bloed”,  apabila  nanti  musik  mulai  berbunyi.  Saya
                   akan  menjadi  sombong  karena  segala  pernyataan  itu,  saya  akan
                   memuji Tuhan dalam gereja Kristen bagi segala kebaikan-Nya, saya
                   akan  meminta,  memohon  ke  langit  yang  tinggi  supaya  Nederland
                   kekal kekuasaannya, juga ditanah jajahan ini, supaya mungkin bagi
                   kita mempertahankan kebesaran kita dengan kekuasaan yang besar
                   ini di belakang kita. Saya akan meminta bantuan uang kepada semua
                   orang Belanda di Insulinda ini, bukan saja untuk perayaan, tetapi juga
                   untuk biaya rencana kapal perang Clijn, yang berusaha segiat-giatnya
                   guna  mempertahankan  kemerdekaan  Nederland,  saya  akan……ya
                   saya tak tahu lagi apa yang akan saya perbuat seterusnya, jika saya
                   seorang  Belanda,  karena  saya  akan  sanggup  berbuat  apa  saja,
                   dugaan saya.

                       Tetapi tidak, sungguh tidak! Apabila saya seorang Belanda, saya
                   tidak  akan  sanggup  berbuat  segala-galanya.  memang  saya
                   berkehendak  supaya  pesta  kemerdekaan  yang  akan  datang  itu
                   diorganisasi seluas-seluasnya, tetapi saya tidak mau kalau bumiputra
                   negeri  ini  ikut  serta  merayakan,  saya  akan  melarang  mereka  ikut
                   riang  gembira  pada  pesta-pesta  itu,  malahan  saya  ingin  sekali
                   memagari  tempat-tempat  keramaian  itu,  supaya  tak  ada  seorang
                   bumiputra  pun  dapat  melihat  kegembiraan  kita  yang  meluap-luap
                   pada peringatan hari kemerdekaan itu.

                       Di situlah terletak, menurut saya, suatu hal yang tidak pantas,
                   satu perbuatan yang tidak tahu malu, tidak senonoh, apabila kita—
                   saya  masih  seorang  Belanda  umpamanya–orang-orang  bumiputra
                   disuruh  ikut  bergembira  dalam  merayakan  kemerdekaan  kita.  Kita,
                   pertama,  akan  melukai  perasaan  kehormatan  mereka,  karena  kita
                   disini  di  atas  tanah  air  mereka  yang  kita  kuasai  memperingati
                   kemerdekaan  kita  sendiri.  Kita  sekarang  beriang-riang  gembira,
                   karena  seratus  tahun  yang  lalu  kita  terlepas  dari  kekuasaan  asing;
                   dan  semuanya  ini  akan  terjadi  di  bawah  pandangan  mereka  yang
                   masih  berdiri  di  bawah  kekuasaan  kita.  Apakah  kita  tidak  harus
                   memikirkan, bahwa budak-budak yang sial itu juga  ingin mencapai




                182
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199