Page 261 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 261
81
Lucy A. Wh.ley. “Meletakkan Islam ke Dalam Praktik: Perkembangan Islam
Dalam perspektif Gender Di Minangkabau”, dalam Tauflk Abdullah, dkk., Jalan
Baru Islam Memetakkan Paradigma Mufakhir Islam Indonesia. hlm: 216.
82
Deliar Noer. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES,
1982. Cet. 2, hlm: 62.
83
Saat itu Labay bertanya kepada Rahmah untuk menguji kemauan hati adiknya:
“apakah Amah benar-benar telah siap dan sanggup mendirikan sekolah putri
yang Amah cita-citakan itu? Apakah engkau tidak takut menghadapi tantangan
kaum perempuan dan ninik mamak yang ingin berpegang teguh pada adat di
negeri ini? Dengan tegas dan tanpa ragu-ragu Rahmah menjawab, “Insya Allah
Amah siap dan sanggup…saya akan menghadapi mereka. Kalau saya tidak mulai
dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang. Saya harus mulai, dan
saya yakin akan banyak pengorbanan dituntut dari diri saya.” Sehubungan
dengan cita-citanya ini Rahmah bersemboyan, “Jika Kakanda bisa kenapa saya,
adiknya, tidak bisa. Jika lelaki bisa, kenapa perempuan tidak bisa’. Junaidatul
Munawaroh, op.cit., hlm: 12.
84
Ibid., hlm: 10.
85
Ibid., hlm: 13.
86
Ibid., hlm: 14.
87
Ibid., hlm:1.
88
Buku Peringatan 55 tahun Diniyah putri Padang Panjang, hlm: 181. Lihat juga
Junaidatul Munawaroh. op.cit., hlm: 14-15.
89
Hamruni. op.cit., hlm: 118.
90
Ensiklopedi Islam di Indonesla. Jakarta: Departemen Agama, 1993. hlm: 979.
91
Ibid.
92
Junaidatul Munawaroh. op.cit., hlm: 21.
93
Ibid., hlm: 22.
94
Ibid.
95
Aminuddin Rasyad, dkk., op.cit., hlm: 51.
96
Buku Peringatan 55 Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, hlm: 191.
249