Page 266 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 266

Jenderal Soeharto, yang mengambilalih kekuasaan eksekutif dari
                Presiden Soekarno pada awal 1966, mewarisi kebangkrutan ekonomi
                yang berada di tepi jurang kehancuran. Negara ini gagal membayar
                utang  luar  negeri  sebesar  US$2,4  miliar,  hiperinflasi  sebesar  600
                persen,  produksi  industri  hanya di bawah  20  persen  dari  kapasitas.
                Infrastruktur,  pelayaran,  alat  transportasi  air,  kereta  api,  dan  jalan
                raya sudah using. Sementara itu, seluruh sistem kontrol pemerintah
                terhadap ekonomi digerogoti korupsi.

                    Menghadapi  kebutuhan  mendesak  untuk  menangani  masalah-
                masalah ekonomi yang serius ini, Jenderal Soeharto berpaling kepada
                sekelompok  ekonom  muda  dari  Fakultas  Ekonomi  Universitas
                Indonesia  (FEUI)  untuk  mendapatkan  saran-saran.  Para  ekonom  itu
                adalah Widjojo, Ali Wardhana, Mohammad Sadli, Subroto, dan Emil
                Salim. Kontak Soeharto dengan para ekonom itu sudah dimulai sejak
                ia mengikuti kursus ilmu ekonomi dan pengetahuan sosial lainnya di
                Sekolah  Staf  dan  Komando  Angkatan  Darat  (Seskoad)  di  Bandung
                pada  akhir  masa  Soekarno.  Soeharto  memperoleh    pengetahuan
                dasar  tentang  ilmu  ekonomi  dari  para  ekonom  FEUI  sebagaimana
                peserta kursus Seskoad lainnya.

                    Sesudah  Soeharto  memegang  kekuasaan,  Komandan  Seskoad,
                Letjen Soewarto, menyelenggarakan Seminar Angkatan Darat Kedua
                pada Agustus 1966. Tujuannya adalah untuk membahas tiga masalah
                besar, yaitu politik, ekonomi, dan militer. Para peserta seminar dibagi
                menjadi  tiga  kelompok,  yang  disebut  "sindikat".  Para  ekonom
                dimasukkan ke dalam "Sindikat Ekonomi", sedangkan para ilmuwan
                sosial dan politik, termasuk seorang ekonom, Sarbini, dimasukkan ke
                dalam "Sindikat Politik". Tujuan seminar ini adalah mencari gagasan-
                gagasan  dari  luar  lingkungan  Angkatan  Darat.  Angkatan  Darat  tahu
                apa  yang  tidak  dikehendakinya,  terutama  komunisme,  tapi  kurang
                begitu yakin tentang arah tujuan mereka. Para ilmuwan ekonomi dan
                sosial  yang  ambil  bagian  dalam  seminar  diundang  karena  dianggap
                rasional dan antikomunis.
                    Diskusi di Sindikat Ekonomi terpusat pada masalah stabilisasi dan
                rehabilitasi ekonomi. Pimpinan diskusi Widjojo telah menyiapkan



                254
   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271