Page 263 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 263

BAB IV

                         Beberapa Pemikiran Tentang

                                     Pembangunan

                                            M. Nursam



                4.1. Pengantar

                       Pembangunan  (developmentalism)—baik  sebagai  konsep,
                paradigma,  maupun  ideologi—mulai  dikenal  negara-negara  Dunia
                Ketiga,  termasuk  Indonesia,  pada  akhir  Perang  Dunia  II.  Gagasan
                pembangunan  dilontarkan  pada  20  Januari  1949,  ketika  Presiden
                Harry  S.  Truman  untuk pertama  kalinya  memperkenalkan  kebijakan
                pemerintah     Amerika    Serikat   dengan     melontarkan     istilah
                “keterbelakangan”  (underdevelopment).  Inilah  saat  pertama
                diskursus  pembangunan  resmi  diluncurkan  dalam  kaitan  dengan
                konteks  Perang  Dingin.  Kebijakan  ini  dimaksudkan  untuk
                membendung pengaruh komunisme dan sosialisme di negara-negara
                             1
                Dunia Ketiga.
                        Untuk  menyebarkan  gagasan  pembangunan  ke  negara-
                negara Dunia Ketiga, pada 1950-an dan 1960-an para ahli ilmu sosial,
                terutama  pakar  ilmu  sosial  yang  tergabung  dalam  Center  for
                International Studies di Massachusetts Institute of Technology (MIT),
                menyelenggarakan  lokakarya  yang  berhasil  menciptakan  wacana
                resmi  dan  akademis  tentang  pembangunan.  Sepanjang  periode  itu,
                para ahli ilmu sosial sangat produktif menciptakan pengetahuan dan
                teori  tentang  pembangunan  dan  modernisasi.  Dalam  masa  itulah,
                pakar  ekonomi  seperti  W.W.  Rostow  menciptakan  “Teori
                Pertumbuhan”, sementara ilmuwan sosial lain seperti David




                                                                                 251
   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268