Page 89 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 89
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
Panji Pustaka. Akhirnya, atas usul dan dorongan Amir Hamzah, ia
bertekad untuk mendirikan majalah yang nantinya menjadi media
untuk menghimpun para sastrawan dari seluruh plosok Tanah Air.
Sutan Takdir menjadi ujung tombak dari pendirian majalah ini; Ialah
yang kemudian lebih banyak mencurahkan fikiran dan tenaganya
dalam mendirikan majalah ini.
Akhirnya pada tahun 1933 Sutan Takdir Alisjahbana, Armjn
Pane, dan Amir Hamzah mendirikan majalah Pujangga Baru dan pada
tahun yang sama terbit pula edisi perdananya. Pada penerbitan
pertama majalah ini hanya dicetak sebanyak 200 eksemplar. Pada
awalnya keterangan resmi diberikan untuk majalah ini, yang berbunyi
“majalah kesustraan dan bahasa serta kebudayaan umum”. Namun,
sejak 1935 keterangan majalah tersebut berubah menjadi “Pembawa
semangat baru dalam kesusatraan, seni budaya, dan soal masyarakat
umum”. Bahkan pada tahun 1936 keterangannya berubah lagi
menjadi pembawa semangat baru yang dinamis untuk membentuk
11
persatuan Indonesia. Jika kita melihat keterangan-keterangan yang
digunakan oleh Sutan Takdir dan kawan-kawannya dalam majalah
Pujangga Baru, kita melihat bahwa setiap tahun visi dari majalah
tersebut berubah-ubah sesuai dengan semangat zamannya.
Seketika majalah Pujangga Baru menjadi tempat berkumpul
para penggiat budaya dan sastra, seniman, dan cendikiawan pada
masa itu. Dalam lingkungan Pujangga Baru juga muncul berbagai
tokoh yang menjadi anggota redaksi, seperti Armjn Pane, Mr.
Sumanang, Mr. Amir Sjarifudin, Mr. S. Muh. Sjah, Dr. Ng.
Perbatjaraka, WJS Purwadarminta, dan H.B Jassin. Nama-nama
tersebut silih berganti meramaikan Pujangga Baru. Namun, dari
sekian banyak nama tersebut, Sutan Takdirlah yang paling
menunjukan konsistensinya mengabdi dalam majalah tersebut.
Majalah ini berhasil dalam mewujudkan cita-cita awalnya,
yakni menghimpun para sastrawan dari seluruh penjuru Tanah Air.
Muncul beberapa tokoh dari berbagai pelosok Tanah Air, di
antaranya Dr. M. Amir (Tanjung Pura), LK Bohang (Jakarta), MR Dajoh
(Bogor), Fatimah H. Delais (Palembang), Muhammad Dimjati (Solo),
77