Page 92 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 92

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                ditulis  Sutan  Takdir  juga  pada  akhirnya  banyak  memicu  tejadinya
                polemik.  Dan  polemik  tersebut  tidak  saja  terjadi  dalam  majalah
                Pujangga Baru tersebut, tapi bahkan meluas ke berbagai surat kabar
                dan  majalah  yang  juga  dipimpin  oleh  para  tokoh-tokoh  terkemuka
                zaman pergerakan.
                       Polemik  golongan  Pujangga  Baru  dengan  kaum  tua  tidak
                hanya  berkisar  pada  perdebatan  mengenai  bahasa  dan  satra  saja.
                Namun,  lebih  dari  itu,  Pujangga  Baru  memberikan  perhatian  pada
                persoalan-persoalan  mengenai  kebudayaan,  pendidikan,  pandangan
                hidup,  dan  kemasyarakatan.  Berbagai  tulisan  Sutan  Takdir  dalam
                Pujangga  Baru  selalu  dianggap  kontroversial  dan  tak  jarang
                menimbulkan  berbagai  reaksi  sehingga  benar-benar  menciptakan
                tradisi berpolemik yang sehat dari bebagai tokoh lintas periode dan
                lintas bidang.

                       Sutan Takdir yang sangat pro-Barat mengatakan bahwa hanya
                dengan  jalan  mengambil  ilmu  dan  roh  Barat  sepuas-puasanya  kita
                dapat  mengimbangi  Barat.  Pernyataan  tersebut  sontak  menuai
                respon dari berbagai tokoh pergerakan seperti Dr. Soetomo, Ki Hajar
                Dewantara, Poerbtjaraka, M. Amir, Sanusi Pane dan beberapa tokoh
                lainnya. Dr Soetomo dan KH Dewantara berbeda pandangan dengan
                Sutan  Takdir  Alisjahbana.  Keduanya  lebih  memilih  tradisionalisme
                sebagai    identitas   sebuah   bangsa.    Tokoh-tokoh    lain   juga
                mengemukakan pandangannya baik yang bersifat pro terhadap Sutan
                Takdir maupun yang kontra dengannya.

                       Masa-masa  inilah  yang  kemudian  menciptakan  tradisi
                berpolemik  yang  sehat  dan  santun.  Meskipun  berbagai  tokoh
                menyetakan  perbedaan  pandangan  satu  sama  lain  dan  nampak
                bersikukuh dengan padangan mereka, namun dari situlah kita dapat
                melihat bahwa para pendahulu kita telah berfikir dan bekerja keras
                dalam  merumuskan  konsep  kebudayaan  untuk  Indonesia.  Dalam
                bahasan  selanjutnya  penulis  akan  memfokuskan  pembahasan
                mengenai  pandangan-pandangan  Sutan  Takdir  dalam  polemik
                kebudayaan.





                80
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97