Page 148 - E-Book Dasar-dasar Hukum K3_Neat
P. 148

140 | D a s a r - d a s a r   H u k u m   d a n   K 3




                  wewenangnya  dapat  berupa  :  (a)  menyusun  garis  besar  pedoman  keamanan  kerja;  (b)
                  memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksanaan keamanan kerja; (c) memantau
                  pelaksanaan  pedoman  keamanan  kerja;  (d)  memberikan  rekomendasi  untuk  bahan

                  pertimbangan    penerbitan  izin dan  (e)  mengatasi  dan  mencegah  meluasnya bahaya  yang
                  timbul.  Perlu  juga dipikirkan  kedudukan  dan  peran  organisasi  Dewan K3  Nasional,  Panitia
                  Pembina  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja  ,  Asosiasi  Ahli  Keselamatan  dan  Kesehatan

                  Kerja  ,  Asosiasi  Ahli  K3  Konstruksi  ,  Asosiasi  Ahli  Keselamatan  Kerja,  Asosiasi  Pelatihan
                  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja,  Asosiasi  Perusahaan  Inspeksi  Teknik  Indonesia,

                  Lembaga Keselamatan da Kesehatan Kerja, Himpunan Hygiene Perusahaan dan Kesehatan
                  Kerja, Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia, Ikatan Dokter Okupasi Indonesia dan Konsil
                  Nasional  K3  Indonesia.  Anggota  organisasi  profesi  atau  seminat  yang  terkait    dengan

                  kegiatan  K3  dapat  diangkat  menjadi  anggota    komisi  di  tingkat  daerah  (wilayah)  maupun
                  tingkat pusat (nasional). Selain itu organisasi-organisasi profesi atau seminat  tersebut dapat

                  juga  membentuk  badan  independen  yang    berfungsi  sebagai  lembaga  penasehat  atau
                  Panitia Pembina  Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium.
                         Fungsi  pelaksanaan  (Actuating)  atau  penggerakan  adalah  kegiatan    mendorong

                  semangat  kerja  bawahan,  mengerahkan  aktivitas    bawahan,  mengkoordinasikan  berbagai
                  aktivitas  bawahan    menjadi  aktivitas  yang  kompak  (sinkron),  sehingga  semua    aktivitas
                  bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan  sebelumnya. Pelaksanaan program

                  kesehatan  dan  keselamatan  kerja    sasarannya  ialah  tempat  kerja  yang  aman dan    sehat.
                  Untuk itu setiap individu yang bekerja dalam  laboratorium wajib mengetahui dan memahami
                  semua hal yang  diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja, serta memiliki

                  kemampuan  dan    pengetahuan  yang  cukup  untuk  melaksanakan  pencegahan  dan
                  penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian  mematuhi berbagai peraturan atau

                  ketentuan  dalam  menangani    berbagai  spesimen  reagensia  dan  alat-alat.    Jika  dalam
                  pelaksanaan  fungsi  penggerakan  ini  timbul    permasalahan,  keragu-raguan  atau
                  pertentangan, maka menjadi  tugas manajer untuk mengambil keputusan penyelesaiannya.

                         Fungsi  pengawasan  (Controlling)  adalah  aktivitas  yang  mengusahakan    agar
                  pekerjaan-pekerjaan  terlaksana  sesuai  dengan  rencana    yang  ditetapkan  atau  hasil  yang

                  dikehendaki.    Untuk  dapat  menjalankan  pengawasan,  perlu  diperhatikan 2    prinsip pokok,
                  yaitu  :  (a)  adanya    rencana  dan  (b)    adanya  instruksi-instruksi  dan  pemberian  wewenang
                  kepada  bawahan.  Dalam  fungsi  pengawasan  tidak  kalah  pentingnya  adalah    sosialisasi

                  tentang  perlunya  disiplin,  mematuhi  segala  peraturan    demi  keselamatan  kerja  bersama.
                  Sosialisasi    perlu  dilakukan  terus  menerus,  karena  usaha  pencegahan    bahaya  yang
                  bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan  diabaikan.  Dalam aktifikatas kerja perlu

                  dibentuk  pengawasan  labora-torium  yang  tugasnya  antara  lain  :  (a)  memantau  dan
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153