Page 5 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 5
Suatu Malam Di Sebuah Jalan
Undangan selesai jam delapan malam lebih limapuluhlima
menit. Keluar dari Wisma Kristanti ada teman menawarkan untuk pulang
bersama.
“Yuk, ikut mobilku”
Aku mengelengkan kepala.
“Nggak usahlah. Kau bawa mobil, paling-paling nanti main dulu.”
Tolakku halus.
Liani, temanku itu hanya tersenyum, lalu menghilang dengan
mobilnya entah kemana setelah melambaikan tangannya.
Aku berjalan pelan-pelan menyusuri jalan Ahmad Yani yang
mulai gelap. Angin malam bertiup cukup besar dan terasa dingin sekali.
Kurapatkan rompiku mengusir hawa dingin. Langit gelap. Sepertinya
hujan sebentar lagi akan turun. Maka ku percepat jalanku agar segera
sampai di halte bis.
Tetapi agaknya nasibku lagi tak baik, belum sampai di halte bis
hujan turun Walaupun tidak begitu deras tetapi bila kuteruskan berjalan
sampai halte, tentu baju dan tubuhku basah semua.
Aku berteduh di sembarang tempat yang ku temukam di depan
toko yang sudah tutup. Tas ku taruh di belakang punggung supaya tidak
terkena percikan air hujan. Tidak kusayangkan bila tubuhku terkena air
hujan dan masuk angin, tetapi lebih sayang tustelku kalau kehujanan,
bakalan celaka, tak bisa cari duit. Jadi biarlah tubuhku menjadi korban,
kalau masuk angin obatnya hanya tinggal di kerok dan di pijit saja.
Setelah mengatur pernafasan, Ku biarkan mataku mengembara
kesana kemari.
Di sebelah kiriku ada penjual buah-buahan. Lalu di sebelahnya
ada perempuan penjual sate yang sedang duduk sambil memandangi
baki di depannya dengan termangu-mangu. Satenya masih banyak. Api
lampu minyaknya bergerak-gerak tertiup angin.
Sebelah kananku ada perempuan cantik, Dandanannya ... Waah,
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 5