Page 6 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 6
luar biasa. Make up tebal. Bau tubuhnya harum. Dari bau parfumnya
kelihatan kalau parfum yang dipakainya mahal. Tas kulit merk Gucy di
pundak kirinya. Warnanya serasi dengan roknya yang berwarna merah
apel. Perempuan itu memandangku.
Beberapa saat lamanya mataku bertatapan dengan matanya
yang bagus.
“Jam berapa mbak?” tanyanya ramah
Aku kaget. Karena perempuan cantik di sebelahku ini suaranya
tegas.
“Jam sembilan seperempat,” jawabku ramah.
Kulihat di pergelangan tangannya melingkar jam, tetapi kenapa
masih tanya kepadaku. Entah kalau nanya untuk basa-basi saja, aku
nggak tahu.
“Jamku mati kok mbak, Sejak tadi siang ..... “ tawanya lebar,
sepertinya dia tahu dengan apa yang ku pikirkan.
“Rumahnya mana mbak ?” tanyanya ramah
“Palur,” jawabku pendek
“Kok sendirian saja ?”
“Biasa, pekerjaanku yach seperti ini, sering pergi sendiri,”
jawabku sambil tersenyum.
“Ah, jangan nyindir lho mbak. Sama-sama perempuan jangan
menusuk perasaan orang lain,” katanya tajam dan kulihat wajahnya
cemberut.
Aku baru menyadari kalau jawabanku tadi telah menyinggung
perasaannya.
“Sori, aku nggak bermaksud menyindir kamu. Betul! Aku ini khan
wartawan, jadi pekerjaanku yach pergi sendirian seperti ini. Lha kalau
aku pergi sama suamiku.,. ya nggak jadi kerja nanti.”
“Oh.,.gitu tho mbak. Wartawan mana?”
Ku buka tas, ku ambil dompet dan kuulurkan selembar kartu
namaku. Perempuan itu terlihat serius membaca kartu namaku,
sebentar kemudian dia masukkan ke dalam tasnya.
6 Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com