Page 10 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 10
berteduh juga. Inilah resikonya kalau lupa nggak bawa jas hujan, sesal
hatiku. Semalam jas hujan basah dan kuangin-anginkan. Tadi pagi
sebelum berangkat lupa mengembalikan ke jok motor.
Ku kibaskan rambutku mengurangi ribuan butir-butir air hujan
yang tadi sempat membasahi rambut dan bajuku.
Brrrrttttt, tubuhku mengigil tersambar angin yang cukup keras
bertiup.
Beberapa saat kemudian tampak dua orang perempuan berlari-
lari kecil dan berteduh. Mereka berdiri di sebelah kananku. Dua-duanya
masih muda.
Ku taksir umur mereka duapuluhan taun, mungkin masih
mahasiswa. Diam-diam ku perhatikan mereka.
Perempuan yang berambut sebahu, memakai rok pendek
berwarna hijau terang jauh di atas lutut dan berkaos motif garis-garis
horisontal ketat memperlihatkan lekuk tubuhnya. Kulitnya hitam manis,
tapi padat berisi dan seksi. Di pundaknya tergantung tas kecil warna
hitam, serasi dengan sepatunya yang berhak tinggi. Ku lihat dandanannya
cukup berani untuk ukuran seorang mahasiswa.
Yang satunya lagi, berambut panjang dengan poni tipis di
dahinya. Lipstik warna orange yang menyala terpoles di bibirnya yang
tipis, pas dengan hidungnya yang mancung. Kulitnya yaang putih
terlihat serasi di balut gaun pendek ketat warna ungu. Leher gaun yang
rendah, memperlihatkan sedikit lekuk payudaranya menambah seksi
penampilannya yang cukup menyolok.
“Wah Len, kalau begini terus nggak bakalan dapat duit kita
malam ini,” kata si baju hijau sambil menyisir rambutnya yang sedikit
basah.
“Iya, padahal aku udah janjian sama Om Leo. Wah kayaknya nggak
ada order malam ini gara-gara hujan,” jawab si gadis berponi termangu-
mangu, nampak wajahnya tak bisa menyembunyikan kekesalan hatinya.
Aku menjadi tertarik dengan percakapan mereka dan diam-diam
aku pasang telingga,
10 Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com