Page 12 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 12
Dari arah timur meluncur sebuah mobil Toyota merah darah
perlahan-lahan.
Dengan gesit si baju hijau melambaikan tangannya dengan ibu
jari diacungkan di sela-sela jarinya.
Jorok, umpatku dalam hati. Tapi itu memang kode khusus mereka
untuk mencari ’mangsa’.
Perlahan-lahan mobil merah darah itu menepi dan dari balik
kaca mobil yang diturunkan, aku melihat seorang laki-laki setengah baya
berjidat licin dan berkepala setengah botak tersenyum atau tepatnya
menyeringai menurutku, memperlihatkan gigi-giginya yang kuning
kecoklatan karena timbunan nikotin rokok.
Secara demonstratif kedua perempuan di sebelahku mengumbar
senyum manis mereka.
“Om, boleh ngikut dong, kita kemalaman di sini,” pinta si gadis
baju hijau genit sambil mengedipkan matanya.
“Kita lagi nganggur nich, om“‘ sambung si baju ungu mengerling
manja.
Si om yang merasa beruntung malam ini, matanya berbinar-binar
bagaikan melihat kucing manis yang tersesat di jalan.
“Ayolah naik, biar nggak kedinginan,” ajak si om bersemangat
sambil membukakan pintu mobilnya.
Tanpa banyak komentar mereka berjalan genit menghampiri
mobil dan masuk ke dalamnya.
Sebelum mobil berjalan, kaca mobil dl jok belakang dibuka.
Seraut wajah milik si poni tersembul.
“Mari mbak, sampai ketemu lagi,” katanya sambil tertawa.
Aku hanya tersenyum membalasnya.
Lagi-lagi aku hanya bisa mengeluh dalam hati.
**
Hujan mulai berhenti. Beberapa orang yang tadi berteduh, segera
bergegas meninggalkan depan dealer ini, mungkin khawatir hujan yang
reda akan turun lagi.
12 Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com