Page 9 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 9
“Baiklah, aku akan coba bantu semampuku sus Tessy.”
Mata bagus itu mengerjap bahagia mendengar janjiku.
“Sus Tessy, aku pergi dulu yach,” kataku minta diri setelah melihat
hujan yang turun mulai mereda, tinggal titik-titik air kecil satu dua yang
masih turun.
Tessy menatapku dengan wajah kecewa, sepertinya enggan
berpisah dengan aku, kawan barunya yang mulai akrab.
Tanpa ku tunggu jawabannya, aku panggil becak yang kebetulan
melintas, dan tanpa menawar terlebih dahuiu aku langsung naik setelah
menyebutkan sebuah nama bengkel motor, yach aku harus mengambil
motorku yang aku masukkan bengkel tadi pagi.
“Sampai ketemu lagi Mbak,” seru Tessy sambil melambaikan
tangannya.
“Yuk,” ku lambaikan tangan membalasnya.
**
Setelah motor kuambil, segera ku larikan dengan kecepatan
tinggi menyusuri jalan Slamet Riyadi yang malam itu agak sepi. Hujan
sepertinya membuat orang-orang enggan untuk keluar rumah. Mungkin
saat-saat seperti ini lebih enak di dalam rumah yang hangat.
Aku tersenyum kecut, membayangkan mas Is suamiku sedang
duduk menikmati siaran TV swasta sambil merokok. Kalau hujan-hujan
seperti ini, biasanya di rumah, aku dan mas Is akan bersama-sama
menonton TV dan sesekali ramai berdebat tentang acara yang kami
tonton, tentu saja tak ketinggalan di depan kami ada dua cangkir kopi
panas dan sepiring pisang goreng yang masih hangat. Membayangkan
itu, segera ku tambah kecepatan lari motorku.
Tapi sial, memasuki jalan Kolonei Sutarto hujan turun lagi cukup
deras.
Terpaksa aku berteduh, kali ini di depan sebuah dealer mobil
di perempatan jalan. Beberapa orang nampak juga sedang berteduh.
Motor ku parkir dekat beberapa motor lainnya yang pemiliknya sedang
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 9