Page 13 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 13

Akupun segera bergegas mengambil motorku dan meninggalkan
        tempat itu. Dinginnya angin malam basah yang bertiup tak ku hiraukan
        lagi.  Yang kuinginkan saat ini  hanyalah  satu yaitu  segera sampai  di
        rumah,  mendiskusikan pengalamanku malam ini  dengan mas Is dan
        mulai menekan tuts-tuts mesin ketik untuk membuat tulisan tentang
        suatu dunia yang sama tetapi mempunyai sisi yang berbeda. Tapi kurasa
        kali ini bukan naluri wartawanku yang bicara, tetapi naluri perempuanku
        menuntutku untuk menguak kontradiksi apa yang menciptakan kondisi
        seperti itu.
               Ku percepat laju motorku.
               Naluri  kemanusiaanku  menuntutku  untuk segera memenuhi
        janjiku  pada  Tessy.  Benar-benar  sepenggal  malam  yang  berarti
        bagiku*****


        (Solo, 18 Maret 1996)



































        Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com      13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18