Page 24 - modul dasar pembuatan roti
P. 24

Kesalahan  penanganan  garam  juga  bisa  membuat  masalah  dalam  fermentasi,  misalnya
                        jika  ragi  dilarutkan  dalam  air  yang  telah  ditambah  garam,  maka  pertumbuhannya  ragi
                        akan terhambat hal ini bisa mengakibatkan fermentasi yang lambat dan cita rasa produk
                        yang kurang baik.

                        Penimbangan garam harus dilakukan seteliti mungkin jangan memakai sendok atau alat-
                        alat sebagai takaran karena akan sangat besar pengaruhnya terhadap proses fermentasi.
                        Selisih pemakaian garam lebih dari 1 % sudah menghambat proses fermentasi. Selain itu,
                        pada waktu penimbangan bahan-bahan jangan mencampur garam dengan yeast bersama-
                        sama karena garam merupakan racun bagi yeast.

                        Penambahan  jumlah  garam  yang  terlalu  banyak  akan  menurunkan  kemampuan  gluten
                        dalam  menahan  gas,  sebaliknya  jika  terlalu  sedikit  garam  yang  digunakan  akan
                        menyebabkan  adonan  menjadi  hambar  dan  akan  mengurangi  volume  adonan,  karena
                        gluten  tidak  mempunyai  daya  regang  yang  cukup.  Jika  tidak  ada  garam  yang
                        ditambahkan kedalam adonan maka hasilnya adalah kulit akan terlihat sangat pucat dan
                        terjadi pengerutan pada roti dan rasanya tidak akan memuaskan.

                        5). Shortening

                        Istilah  shortening  digunakan  oleh  pekerja  dibidang  bakeri  untuk  semua  lemak  atau
                        minyak yang dicampurkan ke dalam adonan untuk memperbaiki mutu produknya.
                        Tujuan penggunaan lemak dalam pembuatan roti terutama untuk meningkatkan volume,
                        meningkatkan  keseragaman  dan  kelunakan  remah,  memperpanjang  daya  simpan  dan
                        memudahkan proses pemotongan roti ( slicing ability ).

                        Fungsi shortening dalam produk bakeri :
                          Memperkaya gizi dan memperbaiki tekstur/pori-pori (crumb)
                          Meningkatkan kelezatan dan keempukan (softess)
                          Memperbaiki aerasi sehingga produk bisa mengembang,
                          Memperbaiki cita rasa (terutama mentega atau margarin) untuk pembentukan lapisan
                           – lapisan pada produk pastry
                          Sebagai pengemulsi untuk mempertahankan kelembaban.
                          Memperbaiki kehalusan kulit (crust)

                        Lemak atau minyak tidak larut dalam air tetapi akan berada dalam bentuk emulsi water-
                        in-fat  atau  air-in-fat  jika  dibuat  krim.  Karena  sangat  berpengaruh  terhadap  tekstur
                        produk, partikel – partikel lemak harus menyebar secara merata dalam campuran adonan.

                        Di pasaran bisa kita temui jenis  shortening misalnya mentega  (butter), mentega putih,
                        margarin  dan  pengganti  mentega  (butter  substitute).  Mentega  putih  dan  margain
                        umumnya dibuat dari minyak yang dihidrogenisasi. Mentega (butter) dibuat dari lemak
                        (bagian krim susu) jika margarin dalam resep digantikan dengan mentega maka jumlah
                        mentega cukup 85 % dari berat margarin dan air yang harus ditambahkan sekitar 10 %
                        dari berat mentega.











                        Modul Memproduksi                                                                   26
                        Roti
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29