Page 96 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 96
Dr. K.H. Aguk Irawan MN, M.A. | Baitul Kilmah: Mahakarya
fi K.H. Abdul Wahid Hasyim(Imania, 2016). Sedangkan novel
yang berjudul Air Mata Tuhan diangkat ke layar lebar menjadi
Air Mata Surga (2015).
Yang lebih penting dari karya-karya beliau adalah semangat dan
proses kreatif yang melahirkan berpuluh-puluh karya tersebut.
Dengan sangat rendah hati, Kiai Aguk Irawan ingin mengajari
kami para santrinya agar tidak pernah puas dalam berkarya, tidak
pernah merasa berhasil dalam menulis, dan tidak pernah berhen-
ti merangkai kata dan menggali hikmah kehidupan. Siapapun
yang merasa berhasil, merasa menjadi penulis hebat, juwama
dan takabbur maka saat itulah dia telah menggali kubangan dan
kuburan bagi kreatifitasnya.
Dalam satu kesempatan interview, Kiai Aguk Irawan MN men-
gatakan bahwa meski sudah pernah menulis puluhan novel,
beliau merasa pekerjaan menulis adalah pekerjaan yang sulit.
Penyebabnya, beliau sering kehilangan kosa-kata untuk bisa
mendeskripsikan sesuatu.Menemukan diksi yang tepat dan
menulis kalimat pertama yang menarik adalah hal yang sangat
rumit.
Tetapi, beliau merasa beruntung karena selalu punya keyakinan
kuat, bahwa tidak ada cara belajar yang paling efektif selain
dengan cara menulis. Maka tulisan beliau yang mana saja selalu
atas dasar dan dalam rangka ‘belajar’ itu. Beliau mengutip sab-
da Nabi, thalabul ilmi faridhah ala kulli muslimin wa muslima-
tin, belajar itu wajib bagi laki-laki maupun perempuan. Dilanjut
dengan kutipan sabda suci lainnya, thalabul ilmi minal mah-
di ilal lahdi, mencari ilmu dari sejak lahir hingga akhir hayat.
Dengan prinsip ini, entah mengapa, menulis menjadi mengalir.
(Imam Nawawi)
***
| 82