Page 93 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 93
MERAWAT NKRI ALA KYAI MUDA | Tokoh-tokoh Inspiratif dari Pesantren
santri Baitul Kilmah harus mengerti spriti kreatifitas ini, ujarnya
pada para santri.
Dalam tradisi Islam, khususnya pada masa perjuangan Nabi,
sastrawan dan karyanya memiliki peran yang cukup penting.
Saat perang Khandaq, Nabi Muhammad juga menyenandung-
kan puisi. Bahkan Nabi memberikan penghargaan kepada Ka’ab
bin Zuhair yang membacakan puisi di depan Banat Su’ad.
Tradisi itu berlanjut, misalnya Imam Syafi’i yang identik den-
gan ulama fiqih (hukum Islam), juga menulis ribuan puisi yang
terkumpul dalam Diwan As-Syafii. Salah seorang Imam dari
empat mazhab fikih, bersama Maliki, Hanafi, Hambali. Dari
tangan Ibnu Hazm, ulama fiqh asal Spanyol, penulis buku fikih
termashur Al Muhalla, tercipta puisi cinta yang luar biasa indah
Tauqul Hamamah (Kalung Burung Merpati).
Sementara para sastrawan-non-ulama (fiqih) antara lain ada
Muizzi, Abu A’la Alma’ari, Hathim At Thai, Abu Nuwas Al
Hani, Abu Faraj al Asfahani, hingga Syauqi Bey. Dari kalan-
gan sufi, orang tak akan melupakan Jalaludin Rumi, Hafiz, Attar,
Al Hallaj, Rabiah al Adawiyah, Abu Yazid al Bustami, dan ma-
sa-masa subur para penyair sufi Islam pada abad ke 10-14.
Karenanya, Kiai Aguk Irawan mengaku dengan tegas bahwa dir-
inya tidak lagi merasa rikuh saat membaca karya-karya sastrawan
Arab kontemporer, seperti triloginya Usman Ali Nur Gadah al
Qaryah, al-Bait al-Maskun, dan al-Wajh al-Akhar li al-Madinah.
Membaca dwiloginya Najîb Mahfudh Aulad Haratina,atau Tau-
fik El-Hakim yang berjudul Arinilah, dan sejumlah sastrawan
lainnya, seperti karya Ihsân ‘Abdul Qudûs, Mahmûd al Badawî,
Yûsuf Jawhar, Amîn Yûsuf Gharâb, Muhmmad ‘Abdul Halîm
‘Abdullâh. Beliau merasa enteng-enteng saja.
| 79