Page 89 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 89
MERAWAT NKRI ALA KYAI MUDA | Tokoh-tokoh Inspiratif dari Pesantren
gok masa lalu tanah air,yang bertaburan kisah dan fragmen tak
bertepi.Lebih dari itu, karya-karya itu membuat beliau merasa
menengok ke dalam diri sendiri, seperti tokoh yang dicerita-
kan oleh si pengarang dengan penuh fantastis namun absurd.
Perasaan-perasaan seperti itu menyusup sampai kerelung hatin-
ya yang paling dalam.
Membaca ketiga novel itu seperti memandang hamparan bumi
yang maha luas melalui sebuah jendela rumah, dan hasilnya yang
terlihat adalah pemandangan hamparan kehidupan susup-meny-
usup, centang-perenang, dalam satu tatapan. Sekali lagi, indah
dan fantastis.
Itulan kesan pertama, di usia remaja.Ketika selesai memba-
ca tiga novel tersebut, dari dua pengarang besar yang dimiliki
bangsa ini, yang sampai hari ini pengaruhnya masih terasa. Hal
itu diakui oleh beliau secara langsung. Beliau mengaku, setiap
kali berkarya dan mau menulis novel, selalu mengirim alfatihah
dan doa kepada Pram dan Hamka.
Pengalaman paling mengesankan berikutnya adalah perjumpaan
beliau dengan karya Marah Rusli (Siti Nurbaya), Abdul Muis
(Salah Asuhan), S. Takdir Alisyahbana (Layar Terkembang),
Sanusi Pane (Manusia Baru), Suwarsih Djojopuspito (Manusia
Bebas), Putri (Putu Wijaya) dan tentu saja tetralogi Buru-nya
Pramoedya Ananta Toer.
Dari novel-novel itulah, beliau merasa, kehidupan memang tak
bisa sepenuhnya dikendalikan oleh manusia, karena rancangan
sebenarnya datang dari Tuhan.Dengan sebuah alur dan tema
yang seakan-akan menegaskan bahwa takdir hidup tidak bisa
ditentang, tetapi peluang manusia untuk berubah selalu terbuka.
Prinsip hidup semacam inilah yang beliau pegang teguh hingga
| 75