Page 86 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 86

Dr. K.H. Aguk Irawan MN, M.A. |  Baitul Kilmah: Mahakarya























            Dengan  komunitas  yang  dibentuknya,  Aguk Irawan  ibarat
            seorang empu yang ingin mewariskan seluruh bakat dan skill
            kepenulisan dan kepengarangannya kepada semua santri. Per-
            juangan ini beliau landasi. Baitul Kilmah tidak saja menekankan
            pentingnya belajar agama (tasawuf falsafi-pen.) tetapi juga in-
            telektualitas-ilmiah.


            Setiap malam Jumat atau selesai mujahadahan, atau dalam ke-
            hidupan  sehari-hari,  beliau  tanpa  bosan-bosannya  menyindir
            santrinya sebagai pemuda-pemuda  yang tidak boleh cengeng.
            Kata cengeng” merujuk pada anak-anak muda yang hingga usia
            kuliahan selalu menyusu” pada ayah ibunya di kampung. Ban-
            yak para mahasiswa yang kuliah, baik S.1 maupun S.2, yang
            masih menunggu kiriman dan transfer dari orangtuanya.

            Kiai Aguk menganggap pola mendidik semacam itu tidak layak
            dicontoh, terlebih oleh santri-santri Baitul Kilmah. Para sant-
            ri harus mampu  menghidupi dirinya  sendiri.  Harus berjuang
            sampai titik darah penghabisan. Selagi pekerjaan itu halal maka
            tempuhlah, buang segala bentuk gengsi dan rasa malu yang ti-
            dak produktif. Sering kali, kata beliau, para sarjana menganggur



            | 72
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91