Page 20 - Falsafah
P. 20
www.flipbuilder.com ©®
www.flipbuilder.com ©®
Khusus untuk kelompok difabel, mereka terkendala susahnya menemukan
sekolah inklusi. Akhirnya, mereka harus bersekolah dengan teman yang
senasib, dan semakin menjadikannya terekslusi dari realitas social.
Keenam, kekerasan dan pungutan liar di sekolah masih merajalela.
Potret buram pendidikan di Indonesia masih diwarnai oleh kasus kekerasan
di sekolah dan pengaduan pungli. Modus kekerasan ini sudah sangat rumit
untuk diurai, karena para pelakunya dari berbagai arah. Komponen utama
sekolah, yakni, wali murid, guru, dan siswa, satu sama lain berperan
ganda. Artinya, masing-masing dapat berperan sebagai pelaku, dapat pula
jadi korban. Penerapan sekolah ramah anak menjadi penting untuk
direvitalisasi. Di sisi lain, fakta pungutan liar di sekolah seakan tidak dapat
dikendalikan, untuk itu pemerintah masih harus ketat dalam pengawasan
tentang pungutan liar di sekolah khususnya pada Sekolah Negeri.
Ketujuh, ketidak-sesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia
kerja. Saat ini ada lebih dari tujuh juta angkatan kerja yang belum
mempunyai pekerjaan. Sementara di saat yang sama, dunia usaha
mengalami kesulitan untuk merekrut tenaga kerja terampil yang sesuai
dengan kompetensi yang dibutuhkan dan siap pakai. Ini menunjukkan
bahwa ada gap antara dunia industri dengan ketersedian tenaga terampil di
Indonesia. Ini penting, sebab di era MEA, serbuan tenaga kerja asing akan
meminggirkan dan mempensiundinikan tenaga kerja Indonesia. Untuk itu,
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum di sekolah juga harus mampu
menjawab masalah ini.
Peran Komunikasi Interpersonal dalam Dunia Pendidikan
Gelombang arus globalisasi saat ini telah menerjang dan menembus
batas-batas dalam kehidupan kita. Hal ini dipengaruhi terutama oleh
semakin pesatnya perkembangan revolusi teknologi informasi dan
komunikasi. Revolusi ini berkembang pesat dengan didukung oleh cara
berpikir masyarakat dunia yang semakin terbuka. Masyarakat dunia saat
ini sudah dipenuhi dengan persaingan terbuka dalam berbagai bidang.
Terjadinya hubungan tanpa batas antar masyarakat dunia merupakan
salah satu cirri dari era revolusi tehnologi.
Masyarakat dunia saat ini berfikir bahwa pemenuhan sendi-sendi
kehidupan tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Baik dalam bidang
ekonomi, sosial, seni, budaya, politik, olahraga, dan pendidikan. Dengan
pemikiran seperti itu maka mau tidak mau masyarakat dunia harus
membuka cakrawala berpikir dan bertindak agar dapat menerima dan
diterima dalam pergaulan dan interaksi global.
Memasuki era pasar bebas saat ini, dunia pendidikan kita
dihadapkan pada ketatnya persaingan jasa pendidikan serta pemenuhan
18