Page 59 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 59

Selain  dari  itu  La  Madukelleng  dibantu  oleh  beberapa
                bangsawan  menengah  seperti  La  Mohang  Daeng  Mangkona,
                yang  menguasai  perairan  Kutai  Selat  Makasar,  La  Pallawa
                Daeng  Marowa  menguasai  lautan  di  daerah  Pasir,  Puanna
                Dekko  yang  menguasai  lautan  di  daerah  Pulau  Laut  dan  Pe-
                gatan,  La  Siredjo  Daeng  Menambong  pergi  ke  Kalimantan
                Barat  kawin  dengan  saudara  raja  Matan  Nyai  Tua,  perahu-
                perahu  layamya  menguasai  lautan  di pesisir pantai pulau itu,
                La  Mandja Daerang Lebbi pergi ke Riau di kampung Penyengat
                dan kawin dengan saudara Bendahara raja Riau.
                     Dengan  mempertimbarigkan  kekuatan  kerajaan  Kutai
                Kertanegara  yang  dibantu  oleh  pelaut-pelaut suku  Bugis  ini-
                lah,  Van  der Heyden menganggap, belum saatnya untuk meng-
                adakan  hubungan  dengan  kerajaan  Kutai  dan  Pasir.  Sampai
                pada jatuhnya  VOC  tahun  1799, kompeni Hindia Timur itu,
                tidak  dapat  menguasai  Kutai  Kertanegara  dan  kerajaan  Pasir
                dan  tidak  seorang  bangsa  Eropah pun yang berani bermukim
                di kedua  kerajaan  itu~ Tidak satu pun  kerajaan  di  Kalimantan
                Timur  yang  mengadakan  perjanjian  persahabatan,  apalagi
                kontrak  pengakuan  kedaulatan  Belanda.  Semua  kerajaan  itu,
                dapat  mempertahankan · kemerdekaannya  sampai  kepada
                masa mulai pemerin tah Hindia Belanda tahun 1800.
                F.   PERLAWANAN SEJAK TAHUN 1800
                     1 . Perlawanan pada tahun  1825
                     Pada  conventie ~ Lcmdo~·  I 8i4, perjanjian antara -lnggeris
                dan  Belanda, lnggeris menyerahkan kembali Indonesia menjadi
                jajahan  Belanda.  Pemerintah  Belanda  mengirimkan  Komisaris
                Jenderalnya  untuk  memantapkan kekuasaannya di  Indonesia.
                Hampir  seluruh  pelosok  tanah  air,  menolak  kedatangan  pen-
                jajah Belanda itu.
                     Pada  tahun  1825  pemerintah  Betawi  mengirimkan
                utusannya  yang  bernama  George  Muller. 1 8   Karena  akal licik
                utusan  Belanda itu, Sultan Salehuddin (1816 - 1845) bersedia
                                  ·- -
                18.   Dr. J. Eisenberger, op. cit, hal. 20
                 50

 l
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64