Page 58 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 58
Terhadap Voe pun pernah dilakukan perdagangan pada
tahun 1672 Kutai dan. Pasir pemah merigirim barang-barang
dagangan ke Makasar, tetapi atas perundingan bilateral· yang
tidak merugikan salah satu pihak. Kasus yang kedua sangat
berbahaya bagi orang Eropah yang langsung mencoba sendiri
dengan kapal dagangnya berhubungan sendiri dengan rakyat
Kutai dan Pasir, karena tindakan itu adalah melanggar kedau-
latan kedua kerajaan itu.
Jika voe diberi kesempatan langsung berdagang dengan
rakyat Kutai dan Pasir, Belanda dengan akal liciknya akan
mempunyai kesempatan mengadu domba rakyat dengan pe-
mimpin-pemimpin kerajaan itu, seperti yang dilakukannya di
kerajaan Pasir.
Masalah yang penting yang menjadi pertimbangan adalah
kerajaan Kutai Kertanegara adalah sekutu erat dari kerajaan
Wajo yang pada waktu itu dipimpin oleh La Madukelleng
Arung Matowa Wajo (l 736 - 1754), seorang pahlawan Wajo
yang sangat anti kepada penjajah bangsa Eropah terutama
sekali terhadap Voe La Madukelleng dengan anak buahnya
menguasai pelayaran di selat Makasar.
Menurut asisten residen Bone L.A. Emanuel, La Madu-
kelleng adalah "Bajak Laut" yang paling ditakuti dengan 40
kapal perahu layar pengacau di perairan Selat Makasar.
Sedang La Madukelleng sejak umur 14 tahun jadi selama
22 tahun, tinggal menetap di Kalimantan Timur, terutama di
Pasir. Tetapi selama 22 tahun ia berkelana di lautan Selat
Makasar, Sulawesi, Berunai sampai ke Malaya. Sesudah kem-
bali dian'gkat menjadi raja Wajo pada tahun 1736, putra-putra-
nya Petta Turawe, Petta Sibangerang dan turunannya banyak
yang menikah dengan raja Kutai, Pasir dan Berau. 1 7 )
Putra La Madnkelleng yang ketiga ialah Petta To Siangka
yang berdagang ke Sulawesi Tengah dan menurunkan raja-raja
di daerah itu.
17 . .
49