Page 20 - Book8-CBA.TI_Neat
        P. 20
     5. Mereka-reka Manfaat Teknologi Informasi bagi
                   Perusahaan
                   Merupakan hal yang cukup sulit dalam menentukan apakah melakukan investasi untuk
                   membangun infrastruktur teknologi informasi merupakan hal yang tepat atau tidak. Di satu
                   pihak perusahaan merasa bahwa seperti halnya investasi di bidang lain, harus ada target
                   ROI (Return On Investment) yang dikenakan pada setiap investasi terhadap komponen
                   teknologi informasi, perusahaan pesaing lain banyak yang sudah tidak memikirkan hal ini
                   lagi, alias investasi yang dilakukan sudah melampaui batas-batas kewajaran (berlebihan).
                   Namun  gejala  over  investment  ini  bukan  tanpa  alasan  dilakukan  oleh  perusahaan-
                   perusahaan  besar  mengingat  banyak  sekali  advantage  dari  utilisasi  teknologi  informasi
                   yang tidak dapat diukur secara finansial. Dan Remenyi, Arthur Money, dan Alan Twite
                   mencoba mengilustrasikan benefit tersebut dalam sebuah matriks (Remenyi et al, 1995)
                   yang dapat digunakan sebagai landasan manajemen dalam pengambilan keputusan.
                   Masalah investasi di bidang teknologi informasi merupakan hal yang cukup memusingkan
                   kepala para manajemen senior perusahaan. Di satu sisi mereka sadar bahwa sudah saatnya
                   (kalau  tidak  memang  karena  sudah  terlambat)  mereka  harus  memiliki  suatu  sistem
                   informasi  yang  dapat  menunjang  bisnis  mereka,  sementara  di  lain  pihak  mereka  harus
                   mengeluarkan  biaya  yang  relatif  cukup  besar  untuk  dapat  merancang  dan
                   mengimplementasikan  sistem  informasi  yang  dibutuhkan.  Tanpa  memiliki  teknologi
                   informasi yang cukup canggih, sulit di alam kompetisi global ini untuk dapat bersaing
                   dengan  perusahaan-perusahaan  besar  dari  manca  negara  yang  mulai  banyak  mengadu
                   untung di tanah air. Namun salah mengidentifikasikan kebutuhan sistem pun akan menjadi
                   bumerang  bagi  organisasi  yang  bersangkutan.  Jika  dalam  organisasi  non-profit  jenis
                   teknologi yang cocok adalah yang tepat guna, dalam perusahaan, besarnya investasi di
                   bidang  teknologi  informasi  yang  feasible  ditentukan  melalui  suatu  analisa  biaya  dan
                   manfaat (cost-benefit analysis).
                   Menghitung biaya investasi yang diperlukan di muka, dan biaya operasional yang secara
                   periodik  harus  dikeluarkan  per  bulannya,  cukup  mudah  untuk  dilakukan.  Namun
                   terkadang  para  praktisi  teknologi  informasi  maupun  manajemen  perusahaan  sulit
                   meyakinkan pelaku investasi akan besarnya manfaat (benefit) yang akan diperoleh melalui
                   investasi di bidang teknologi informasi, karena tidak semua jenis manfaat dapat dengan
                   mudah dirupiahkan.
                   Remenyi membagi manfaat dari utilisasi teknologi informasi menjadi dua macam, yang
                   bersifat  tangible  dan  intangible.  Manfaat  tangible  adalah  yang  secara  langsung
                   berpengaruh  terhadap  profitabilitas  perusahaan,  baik  berupa  pengurangan  atau
                   penghematan  biaya  (cost)  maupun  peningkatan  pendapatan  (revenue).  Sebagai  contoh,
                   jika  pada  mulanya  perusahaan  harus  mempekerjakan  beberapa  karyawan  yang  secara
                   khusus  bertugas  mempersiapkan  laporan-laporan  rekapitulasi  keuangan,  dengan
                   diimplementasikannya  aplikasi  Datawarehousing  perusahaan  yang  bersangkutan  tidak
                   perlu  lagi  harus  merekrut  karyawan-karyawan  baru  yang  harus  digaji  per  bulannya.
                   Contoh lainnya adalah dengan diinstalasinya ATM (Automated Teller Machine) sebagai
                   perpanjangan  tangan  atau  kanal  distribusi,  sebuah  bank  dapat  merperluas  jangkauan
                   bisnisnya  sehingga  dapat  menjaring  para  pelanggan  baru  atau  non  pelanggan  untuk
                   melakukan  transaksi  melalui  mesin  tersebut.  Secara  nyata  perusahaan  dapat  merasakan
                   pertambahan revenue yang diperoleh melalui transaksi-transaksi melalui jaringan ATM-
                   nya.
                                                           20





