Page 39 - Bahan Ajar Bu Erna
P. 39

10






                         Raja             :   “Saya sebagai raja di daerah ini, telah mendengar suara hati
                                              kalian. Aku merasakan penderitaan kalian, bahwa sebenarnya
                                              kalian ingin bebas”!
                         Cicci            :    “Betul puang! kami hendak merdeka bebas dalam memilih dan
                                              menentukan arah hidup kami, kami semua tidak mau dijajah”!!!
                         Raja             :   “Baiklah! Tapi Cicci, apakah kalian bersedia berkorban jiwa dan
                                              raga dalam berjuang demi memerdekan tanah Mandar kita”.
                         Cicci            :   “Pasti puang….! prinsip kami lebih baik mati daripada hidup
                                              bersama  penjilat-penjilat,  pengkhianat  penguasa  moral  yang
                                              rakus akan kekuasaan”!!
                         Raja             :   “Tapi  Cicci  kalian  perlu  tahu,  bahwa  harga  kebebasan  dan
                                              kemerdekaan  sungguh  sangat  mahal  kita  harus  mampu
                                              menyerahkan segala apa yang kita miliki untuk sebuah
                                              perjuangan  meskipun  harus  merelakan  semuanya,  termasuk
                                              keluarga dan kita mesti berani massawung sungaq”.
                         Cicci            :   “Mati??? Puang kebanyakan rakyat kita tidak takut mati tetapi
                                              apakah kematian adalah harga untuk membuktikan bahwa kita
                                              sudah merdeka puang”???
                         Raja             :   “Perjuangan tidak harus terhenti karena adanya kematian, karena
                                              sebenarnya  kematian  adalah  jalan  untuk  memperoleh  kebebasan
                                              yang hakiki”.
                         Cicci            :   (menggaruk kepala) “Hamba tambah tidak mengerti puang...
                                              puang saya punya masukan Puang bagaimana kalua kita berpura-
                                              pura bersama belanda”??
                         Raja             :   “Maksudmu Cicci? Menyerahkan kalian? Tidak mungkin, dengar
                                              Cicci sungguh dengan nyawapun aku rela mempertahankannya.
                                              Belanda jangan pernah berfikir aku gentar menghadapinya dan
                                              yang menentang berarti dia sudah memilih menjadi musuh kita
                                              meski itu keluargaku sendiri”.


                                                              Adegan 2
                         (Nun di suatu dusun)
                         Rakyat           :   (monolog)  “Entah  apa  yang  akan  terjadi  pada  kampung  kita,
                                              kemerdekaan didepan mata tetapi pertumpahan darah tetap saja
                                              terjadi, (sambil sesekali bergumam dan bernyanyi) Apa gara-gara
                                              balando mo tu u ri'e
                                              Balanda-balanda kara matanna
                                              Mettappiang talinganna
                                              Mekkalanjo purunna hehe.
                                              Semoga saja tak ada yang mendengarnya “.
                                              (riba-tiba  datanglah  penjual  ikan  membubarkan  lamunannya)
                         Penjual ikan     :   “Bau bau alli baueee ooh kindo na namaalliro' bau..”?
                         Rakyat           :   “Eh andang bandi muirrannia digena maelong”.
                         Penjual ikan     :   “Uirranní, mangapai balanda”?
                         Rakyat           :   “Sudah mendekat” !!!! (wajah takut)
                         Penjual ikan     :   “Kita harus berjuang”!





                                            Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar
                                                                                                                 35
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44