Page 143 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 143

pekerjaan  tukang,  seperti  tukan  kayu,  tukang  jahit,  tukang
                 rumput  (mengadakan  rumput  untuk  makanan  kuda),  tukang
                 delman  (kusir),  tukang gerobak  (pembuat  gerobak  atau meng-
                gerobak);  pedagang  kecil,  seperti  pedagang  kelapa,  pedagang
                 beras,  pedagang  sayur,  pedagang  kelontong,  dan  nelayan yang
                 terpusat  pada  daerah  pinggiran  laut  seperti di  Pasar Bengkulu,
                Pondok  Besi,  Pasar Malabero dan Berkas. Yang disebut nelayan,
                segala  kegiatan  mata  penghidupan  yang  bersumber  pada  pe-
                rtangkapan  ikan,  misalnya  penangkapan  ikan,  penjemur  dan
                penjual  ikan  (cingkau).  Di  pinggiran  kota ke  arah pegunungan
               . (sebelah  timur  clan  selatan)  penduduk  hidup  sebagai  petani.
  :,.-···       Konsumsi  pangan  lainnya  didatangkan  dari  daerah  Rejang
                Lebong  dan  Bengkulu  Utara.  Kualitas  dan  kuantitas  sarana
                perekonomian  masih  amat  terbatas,  jalur  komunikasi  dan
                trasnportasi  belum  begitu  lancar,  jumlah  penduduk  dan  ke-
                mampuan daya beli atau pemasaran masih rendah, sehingga basil
                yang  didapat  pun  tidak  begitu  banyak.  Karena  itu  sebagian
                penduduk _di  samping  pekerjaan  pokok yang harus dikerjakan,
                ia juga  mengusahakan pekerjaan lain sebagai  penambah nafkah
                hidupnya  seperti  beternak ·  kecil-kecilan,  menganyam  dan
                menangkap ikan.
                    Sikap  dan  keyakinan  penduduk  sebagai  pemeluk  agama
                Islam  sangat  tinggi  sehingga  walaupun  rendahnya  taraf hidup
                serta  penderitaan  yang  dialami  di  kota tersebut. Kita tak  akan
                 bertemu atau sangat jarang sekali  menemui  orang yang pekerja-
               . annya sebagai pengemis apalagi mencuri dan melacur. Pekerjaan
                 pengemis,  pencuri,  dan babu  (pembantu rumah  tangga)  apalagi
                 sebagai  pelacur,  merupakan pekerjaan yang tercela dan  dibenci
                 oleh  masyarakat.  Kalau  pun  ada  pembantu,  mereka  adalah
                 tetangga  atau  pun  orang-orang  yang  masih  ada  hubungan
                 kekeluargaan  dengan  yang  empunya  rumah.  Perbedaan  kelas
                 masyarakat  akibat  diferensiasi kerja ataupun karerta keturunan
                 dan  kekayaan,  tidak tajam  bahkan tidak  terasakan  sama  sekali.
                 Mamak,  gelar  ataupun  panggilan  bagi  orang  kebanyakan  yang
                 pekerjaannya  memanjat  dan  menurunkan  kelapa,  kedudukan-

                 134
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148