Page 98 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 98
Apa yang disaksikan oleh Kolonel Nahuys seterusnya
mengenai Kota Bengkulu dalam tahun 1823 itu, yakni kira-kira
dua tahun sebelum lnggeris mengalihkannya kepada pemerin-
tahan Belanda, ialah: "Adapun perumahan pemerintah yang
merupakan perumahan lamanya, terletak lebih dekat ke pantai.
Di depannya terdapat sebuah monumen yang bagus, guna
mengenangkan almarhum Parr, Residen di tempat ini, yang
telah dibunuh oleh penduduk pribumi. Kamar-kamar bagian
bawah dari rumah lama milik pemerintah tersebut, diperguna-
kan sebagai perkantoran militer, sedangkan ruangan-ruangan
bagian atasnya seringkali dimanfaatkan untuk tempat penginap-
an bagi orang-orang asing. Dari ruangan-ruangan atas inipun,
pemandangan ke arah laut sangatlah indahnya serta ke sebagian
besar dari Kota Bengkulu. Kantor-kantor Pemerintah lnggeris,
ruang sidang serta kamar perbendaharaan, ditempatkan dibawah
satu atap dalam sebuah bangunan yang sangat bagus, yang
menghadap ke arah perumahan pemerintah tadi.
Kampung Cina terletak pada bagian Barat Laut establismen
(Kota Bengkulu) ini, dan perkampungan tersebut tidaklah
memiliki rumah-rumah yang bagus, akan tetapi hbanyakannya
sudah lapuk, dan menggambarkan keadaan yang tidak begitu
makmur bagi penhuninya, dan kenyataannyapun memang
demikian pula.
Kebanyakan penduduk orang-orang Cina itu keadaannya
miskin. Mereka tidaklah memiliki industri (perusahaan) seperti
orang-orang Cina kita (di jajahan Belanda) di Jawa, atau tidak
memiliki tanah-tanah yang luas, lapangan-lapoangan yang
terbuka, luas serta kesempatan untuk mengolahnya. Jumlah
mereka seluruhnya antara enam sampai tujuh ratus orang.
Mereka dianggap sebagai petualang-petualang dan kebanyakan
perbuatan-perbuatan serta tindak kriminal yang seringkali
terjadi, di 'mana mereka seringkali terlibat, membuktikan bahwa
tuduhan terhadap mereka itu bukanlah sekedar fitnah saja. Di
kalangan orang-orang Cina yang tergolong orang baik-baik pada
89