Page 102 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 102

Pemerintah  lnggeris  telah  memberikan  bantuan  tenaga
        orang-orang  buangan  kepada  para pengusaha kebun (semuanya
        bangsa  Eropa)  secara  prodeo  alias  gratis,  untuk menggalakkan
        perkebunan.  Selain  para  buangan  tersebut  yang  dimanfatkan
        dan  sangat  berguna  bagi  para  tuan-tuan pengusaha kebun, ada
         pula golongan penduduk di Bengkulu yang tidak kurang diambil
         faedahnya  yaitu  orang-orang  yang  dinamakan  "manghiri."
         Manghiri  adalah sebutan bagi  orang-orang yang terlibat hutang,
         yang  harus  bekerja  membayar  hutang  mereka.  Keadaan  demi-
         kian  serupa  dengan  berbagai  tempat  di  Negerilndia.  Maka  di
         Bengkulu pun para penagm hutang mempunyai hak atas diri dan
         tenaga orang-orang berhutang yang tidak dapat mengembalikan
        _atau  membayar  hutang  mereka.  Keadaan  para  penunggak
         hutang  itu  tidaklah  lebih  baik  daripada  budak-budak  belian
         (slaves).  Sebelum hutang mereka lunas,  mereka harus mengabdi
         terus  tanpa  diperhitungkan  dan  dipotong  hutangnya.  Kerja
         mereka  dianggap  seolah-olah  sebagai  bunga  dari  modal  dan
         orang-orang  yang  dinamakan  manghiri  tersebut  tidak  jarang
         harus  berpindah  tangan  dari  tuan  yang satu kepada  tuan yang
         lain  karena  diperjualbelikan.  Perlakuan  yang  terlalu  tidak
         berperi kemanusiaan tersebut  telah dirobah sedikit cleh Guber-
         nur lnggeris Sir Thomas Stamford Raffles.

             Berdasarkan  ketentuan  baru  dari  Raffles  tersebut,  setiap
         manusia bebas,  diperkenankan  menjual  tenaganya kepada siapa
         saja  yang  dikehendakinya  selama  beberapa  tahun, tetapi  tidak
         diperbolehkan  melebihi  sepuluh  tahun.  Tenaganya  boleh
         dihargai lebih  dari sepuluh rupiah tetapi tidak boleh kurang dari
         itu dalam  setahun. Para  penagih  hutang tidak dibenarkan tanpa
         persetujuan  dan  tanpa  paksaan  dari  yang  bersangkutan  untuk
         memindahkannya dari  tangan majikan yang satu kepada juragan
         yang  lainnya.  Para  manghiri  tersebut  berhak  mendapatkan
         makanan dan pakaian  dari  tuannya atau penagih hutang. Segala
         persetujuan  yang  dibuat  antara  para  menghiri  bersama  para
         penagih  hutang,  tidaklah  bersifat  mengikat,  tidak  mempunyai


                                                                   93
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107