Page 105 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 105

bangsa  Eropa,  orang  Jawa,  orang Benggala,  Cina,  Melayu  serta
                  Madura dan lain-lain.
                    Dalam uraian di muka, antara Kota Bengkulu, Pasar Bengkulu
                  dan  Selebar  setelah dicampuiadukan saja  menjadi  satu. Tetapi,
                  kota  yang  bemama  Bengkulu  yang  kita kenal  hingga sekarang,
                  pembangunannya  telah  dilakukan  oleh  penduduk  pribumi
                  Bengkulu sendiri dengan rangsangan kegiatan perdagangan mrica
                 dan  pembangunan  establisemen  lnggeris  bemama  Fort  Marl-
                  borough (1714-1719).  Embrio Kota Bengkulu sudah ada pada
                  tahun  1686  sebagaimana  bunyi  laporan Benjamin  Bloome dan
                  Joshua  Charlton  dalam  suratnya  tertanggal  6  Februari  1685 I
                  1686, kepada pembesar Kompeni  lnggeris di  Madras (Fort Sint
                  George):

                     "After that we had been about 3 months on  the shoare (tho till that
                     time  we  sold  no  cloth),  the  people  daily  bought cloth,  built houses
                     and shops,  the Country  people employing their time for the encrease
                     of pepper,  so  that we could not less expect then good successe, seeing
                     the town so jlourist ........ "
                     (Artinya:  "Setelah  kira-kira  selama  3  bulan  kami  berada  di  daratan
                     pesisir  (meskipun  hingga  saat  itu  karni  tidak  ada  menjual  pakaian)
                     rakyat  setiap  hari  datang  membeli  pakaian,  mereka  mendirikan
                     rumah-rumah  serta  toko-toko,  dan  rakyat pedalaman memanfaatkan
                     waktunya untuk meningkatkan hasil  mrica, sehinga kami tidak  dapat
                     berharap  lain  selain  dari  sukses  yang  besar,  menyaksikan  begitu
                     perkembangannya keadaan kota ................. ".

                      Tanggal  22  Maret  1818,  kapal  bemama  The  Lady  Raffles
                  yang  mengangkut  Sir  Thomas  Stamford  Raffles  dan  isterinya
                  dari  lnggeris tiba di Pelabuhan  Bengkulu.  Ketika berlayar tidak
                  menyinggahi pelabuhan mana pun.  Pelayaran mereka memakan
                  waktu  berbulan-bulan.  la  menemukan  Kota  Bengkulu  dalam
                  keadaan  yang  porak-poranda  dan  rumah  gubememen  kosong
                  tak  terhuni.  Surat  Raffles  kepada  sahabatnya menggambarkan
                  keadaan Kota Bengkulu  pada waktu kedatangannya itu, sebagai
                  berikut :


                   96
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110