Page 109 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 109

ditambahkan  pula,  bahwa  setelah  dikeluarkan  tawaran  hadiah  bagi  para
                  pembunuh, baik hidup maupun mati, justru mereka menanggapinya lebih
                  condong  sebagai  tawaran  membayar  bangun  (uang  penebus  kematian,
                  blood-money),  untuk  diri  para  biang  keladi  pembunuhan,  dan  dengan
                  menganggap  bahwa  pembayaran  tersebut  berarti  melegalisir  tindak
                  tersebut  sepenuhnya,  maka  mereka  tidaklah  memperlihatkan  sikap  me-
                  ngejutkan,  terkecuali  kalau  fihak  Inggeris  mau  membayar  bangun  bagi
                  nyawa para pelaku pembunuhan tersebut.
                      Langkah berikutnya  yang  diambil adalah  perbuatan yang meragukan.
                  Segera setelah diselidiki bahwa rencana dari rakyat tersebut adalah terbatas
                  kepada  pembunuhan  dan  bukan  ditujukan  kepada  setlemen  lnggeris
                  tersebut  pada  umumnya,  maka  dilakukanlah  pencarian  terhadap  para
                  pelaku  dari  tingkat  tersebut.  Adalah  tidak aman  untuk menganggu  gugat
                  para  kepala  rakyat.  Sejumlah  penduduk  telah  ditembakkan  dari  mulut
                  meriam-meriam.  Dan  setelah marabahaya dirasakan  berkurang, maka  rasa
                  kemarahan  serta  balas  dendam  meluap.  Dikeluarkanlah  perintah  untuk
                  pembakaran  dan  pemusnahan  semua  dusun  dalam  jarak  tertentu,  dan
                  karya  penghancuran  itu  dilakukan  sekan  mau  membuat  aman  setlemen
                  tersebut  di  wakty  yang  akan  datang.  dengan  mengelilinginya  dengan
                  padang tandus. Pohon-pohon buah-buahan, yang oleh ketuanya  membuat
                  rasa luhur dan khidmad kepadanya,  yang mengelilingi dusun-dusun orang-
                  orang Melayu. adalah sang dewa pellindung dari tempat itu, serta senantiasa
                  dipandang  dengan  rasa  hormat  dan  penghargaan ; maka  pembasmiannya
                  dirasakan  tidak  jauh  beda  dengan  menodai  kesucian  (menodai keramat).
                  Namun,  mata  kapak  telah  digunjarkan  pada  akamya,  dan  apa  saja  yang
                  dapat  dianggap  merupakan  tempat  berlindung,  semuanya  dibikin  rata
                  dengan tanah, dan penduduk seanteronya pada dusun-dusun yang dicurigai,
                  buyar bercerai berai ke semua tempat negeri itu.
                      Beberapa  dari dusun-dusun  tersebut, ada  sebagairnana yang kemudian
                  dibangun  kembali,  akan  tetapi  tidaklah  pemah  pulih  kembali  dalam
                  kejayaan  dan  kesentausaannya  seperti  sediakala.  Penduduk  Dusun  Besar
                  menaksir kerugian  yang mereka derita pada masa itu, berjumlah lebih dari
                  300 dollar, berupa rumah-rumah  mereka yang dibakar hangus, dan pohon-
                  pohon  buah-buahan  yang  ditebang.  Kira-kira  tiga  perempat  dari  jumlah
                  kerbau  ternak  mereka,telah  ditembak,  dicuri  dan  hilang dalam  peristiwa
                  tersebut .  Pada  masa  itu,  mereka  berjumlah  1000 jiwa,  tetapi janganlah
                  heran,  kalau  penduduk  jatuh  miskin,  dan  dusun-dusun  menjadi  hutan
                  rirnba")

                  100
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114