Page 44 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 44

dengan rakyat Maluku. Antonio Galvao yang dianggap sebagai
            seorang  panglirna  dan  penguasa yang  lebih  fleksibel  dapat
            rnengernbalikan  citra  rnereka untuk beberapa waktu.  Selarna
            rnasa  pernerintahannya  dari  tahun  1536  sarnpai  1540  ia
            rnernperbaiki gereja Bunda Maria Ratu Rosari di dalarn benteng
            Sao-Paolo,  dan  dalam  tahun  1538  rnernbantu  karya  rnisi  di
            Ambon. Dengan bantuan Antonio  Galvao  beberapa kampung
            di Leitirnur rnenjadi Katholik yaitu Hatiwi, Amantelu  (Rurnah
            Tiga)  dan Nusaniwe.  (Sejarah Gereja Katholik di Indonesia).
            Dalam upaya pengkristenan terhadap para penguasa di Temate
            dan Tidore disebutkan bahwa, Sultan Tabariji tertarik rnasuk
            Kristen dalam pernbuangannya  di Goa (India). Sebagai tanda
            sirnpatik Raja rnuda Portugis di Goa lalu rnernerintahkan untuk
            rnernulihkan  kedudukannya  rneng-gantikan  Sultan  Chairun
           yang telah naik tahta di Temate. Akan tetapi dalarn perjalanan
            kernbali ke Temate Tabariji rneninggal pada 30 Juni 1545.

               Berbagai  usaha  dan  tipu  muslihat  dilancarkan  sehingga
           Sultan Chairun ditangkap dan dibunuh oleh utusan Panglirna
           Portugis di Ternate.  Hal itu mengakibatkan hubungan antara
           Penguasa  Ternate,  Penguasa  Hitu  serta  rakyatnya  dengan
           Portugis  sernakin  rnemburuk.  Pengkristenan  rakyat  Maluku
           dipandang oleh penduduk yang sudah rnerneluk agarna Islam
           sebagai suatu pernaksaan oleh Portugis.  Banyak laporan dari
           para pedagang Portugis maupun pirnpinan-pirnpinan tentara di
           benteng-benteng  atau  kantung-kantung  tertentu  tentang
           jurnlah  orang-orang  Maluku  yang  sudah Kristen  dalam  abad
           16.  Narnun  dalarn  analisis  Van  Schie,  berita-berita  itu
           terlalu  dibesar-besarkan  ditarnbah  lagi  dengan  adanya
           ketidakkornpakan  antara  kelompok-kelornpok  pedagang  dan
           kelornpok  tentara,  sehingga  para  rnissionari  bahkan
           berkesirnpulan bahwa tidak ada harapan untuk kelangsungan
           sebuah gereja di Maluku saat itu.  (G. Van Schie : buku 3; 1995).
           Baru pada tahun 1546-1547 tiba di Maluku seorang rnissionari
           terbesar  dalarn  sejarah  gereja  Katholik  yaitu  Fransiskus
           Xaverius.  Missionari  ini  dianggap  orang  Kristiani  rnasa  itu
           sebagai orang suci yang dapat rnengayorni dan menyernbuhkan
           orang-orang Kristiani  yang  rnenjadi  lernah  dan  sakit-sakitan


                                           29
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49