Page 45 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 45
setelah ditinggal orang Portugis. Disebutkan bahwa Fransiskus
Xaveriuslah yang telah membangkitkan lagi iman orang-orang
Kristiani di tiga desa, Hatiwi, Amantelu dan Hukunala bahkan
di Jazirah Leitimor setelah terjadi bentrokan antara Portugis
dengan orang-orang Hitu.
Fransiskus Xaverius telah mengadakan perjalanan sampai
ke pulau Seram (Tamilou) dalam tahun 1546. Bahkan
kemudian hampir seluruh pelosok kepulauan Maluku dari
Amboina sampai ke Morotai didatangi. Akan tetapi karena
adanya persengketaan yang timbul di antara panglima-
panglima Portugis dengan penguasa-penguasa setempat dan
Sultan Ternate maka orang-orang Kristen dituduh sebagai kaki
tangan Portugis dan dimusuhi penduduk.
Betapapun keadaan politik yang melanda Maluku dalam
vase kolonial masa Portugis itu suatu perubahan telah terjadi
bagi anak negeri (penduduk) Maluku. Pengaruh bahasa ke
dalam pemikiran keagamaan Kristen mulai kritis. Dengan
demikian dirasa perlunya pendidikan bagi penduduk yang
sudah menjadi Kristen. Mereka harus mempunyai kecakapan
membaca, menulis dan menghitung agar lebih memahami
pengajaran keagamaan yang ada dalam Al-Kitab yang berhuruf
latin. Memang sejak semula para rohaniwan telah
memperkenalkan huruf-huruf melalui "sekolah gereja" atau
sekolah minggu yang kemudian berkembang menjadi lembaga
pendidikan agama. Akan tetapi setelah kurang lebih 100 tahun
Portugis mendiami daerah Maluku tidak banyak kemajuan yang
dicapai dalam bidang pendidikan. Di dalam segi adat istiadat
dan bahasa, budaya Portugis banyak mempengaruhi kehidupan
sosial dan budaya penduduk, terutama penduduk yang
memeluk agama Kristen. Cara berpakaian, berbahasa dan
ritual-ritual dalam circle life, seperti kelahiran, perkawinan dan
kematian terdapat unsur-unsur budaya Portugis. Banyak
kata-kata bahasa Portugis sampai dewasa ini tetap digunakan
dan dianggap sebagai bahasa Melayu Ambon yang tersebar
di seluruh propinsi Maluku. Kemudian dalam periode kolonial
Belanda Agama Kristen Roma Katholik diganti dengan
Protestan seperti yang dianut oleh pegawai voe dan orang-
30