Page 78 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 78

nampaknya  berlangsung hingga  abad ke-1 7  karena,  seperti
            dikemukakan  di  atas,  ketika  Belanda tiba  di  sana  sultan
            Ternate menyandang gelar Kolano Maluku.

                Sekalipun pandangan dunia Maluku Kie Raha tersebut di
            atas  telah  menjadi  pegangan  yang  menentukan  dalam
            pergaulan antara kerajaan-kerajaan di Maluku sejak abad ke-
            18,  dan dengan demikian sesungguhnya telah menjadi sebuah
            mitos seperti yang diungkapkan dalam Hikayat Ternate, namun
            pengaturan masyarakat  pada taraf yang lebih  rendah tetap
            mengikuti pandangan itu. Hal ini dibuktikan oleh Dr. Chris van
            Fraassen yang  telah  dikutip  beberapa  kali  di  atas.  Dalam
            disertasinya yang khusus membicarakan pulau Ternate dimana
            prinsip  organisasi  sosial  yang  didasarkan  pada  prinsip
            genealogis-teritorial yang disebut soa ( = bagian) itu dikatakan
            bahwa "organisasi soa berkaitan erat dengan organisasi sosio-
            politik  dari  kesultanan".  Keadaan  ini juga terdapat  di  pulau
            Tidore.  (Leirissa, 1996).

































                                            62
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83