Page 91 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 91
terdapat di Indonesia Timur. (Reid, 1993, II, 213-214). Lambang-
lambang kekuasaan seperti payung, warna-warna, tanah, dll
terdapat pula disini. Setiap perdana dilengkapi dengan sebuah
payung dengan warna tertentu (hitam, merah, kuning, biru).
Hanya tokoh yang mewujudkan Raja Hitu (Perdana
Tanahitumeseng) dibenarkan menggunakan empat payung
dengan keempat warna tersebut. (Manusama, 1977, Zoe.cit.).
Pemukiman-pemukiman dalam jangkauan kekuasaan
Empat Perdana ter- sebut (sekitar 30 buah) dibagi dalam 7 buah
uli, sehingga melahirkan istilah hitu (= tujuh). Ketujuh uli
tersebut adalah : (1) Solemata, (2) Sailessy, (3) Halawan, (4)
Sawani, (5) Hatunuku, (6) Ala, dan (7) Nauhenalehu.
(Lestaluhu, 1988 : 35). Negeri Hitu yang menjadi pusat
pemerintahan itu tercakup dalam Uli Halawan atau uli emas.
Sistem pemerintahan ini mengalami kemunduran dalam
pertengahan abad ke-17. Dalam rangka Perang Ambon proses
pertumbuhan politik itu dipatahkan oleh voe yang nampaknya
merasa khawatir akan munculnya suatu kekuasaan tandingan
yang bisa membahayakan politik monopoli cengkeh mereka di
Maluku Tengah. (Rumphius, 1910). Namun demikian hingga
abad-abad ke-20 kedudukan istimewa yang pemah dimiliki
negeri Hitu itu masih tetap terukir dalam tradisi lisan penduduk
setempat. (Von Benda-Beckmann, 1987).
PETA GEOGRAFI MALUKU TENGAH
-- ·····-·-,
... ~
.. '! . ..... tu
-·: . ·- . ..... -AWOCA
·+.:::..,,. .......
-_-:~· -·
•imf···~
--
LAUT.BANDA
75