Page 16 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 16

“Jadi  sekali  lagi  mungkin  saya  menyegarkan  ingatan
               bapak.  Malam  tadi  terjadi  perkelahian  antara  beberapa
               pemuda di sini, lalu bapak sempat hadir di tengah-tengah
               mereka  dan  ketika  kami  pihak  aparat  sampai  di  sana,
               bapak  ikut  dibawa  ke  tempat  ini.  Menurut  keterangan
               saksi,  bapak  Inunde  menceritakan  sesuatu  yang
               mempengaruhi perkelahian para pemuda tersebut. Kalau
               tidak keberatan, minta tolong bapak ceritakan kembali apa
               yang bapak sampaikan pada saat itu?” tanya Sarif.

               Bapak  Inunde  menatap  Sarif  dan  Tina,  ia  tersenyum,
               memikirkan  betapa  generasi  sekarang  tidak  memahami
               makna di balik setiap itikad baik maupun sejarah yang ada
               di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Sekali lagi,
               katanya  dalam  hati,  ia  ingin  menyampaikan  cerita  itu
               kepada mereka.  Ia menghela napas. Seorang perempuan
               berseragam  lainnya  mendekat  membawakan  secangkir
               kopi yang diletakkan di dekatnya.

               “Terima kasih, nak,” kata pak Inunde kepada perempuan
               itu,  lalu  ia  menyeruputnya  sedikit,  dan  kembali
               mengalihkan perhatiannya pada Sarif dan Tina.

               “Semoga pak Inunde sedang dalam keadaan sehat  ya?”
               tanya Tina.

               “Tidak  apa-apa,  nak.  Saya  mengerti  pentingnya
               pertanyaan ini kalian berikan. Tugas kalian polisi hanya
               ingin  pastikan  kalau  saya  bukan  jadi  yang  berperan
               mempengaruhi  mereka  berkelahi.  Kita  semua  ingin
               kejelasan. Jadi semuanya dimulai ketika dua pemuda itu




                                                                    12
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21