Page 12 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 12
si Alo hingga jakun di bawah paruhnya pindah ke bagian
tengkuk. Dena lalu mengadu kepada semua bangsa
burung yang hadir di tempat itu. Si Alo yang merasa malu
lantas terbang meninggalkan mereka dan hilang jejaknya
entah kemana. Sejak saat itu Alo hidup dengan jakun
merah kebanggaannya yang kini pindah di bagian
tengkuknya. Pertemanannya dengan Dena rusak karena
sikap si Alo sendiri….
*
“….itu sebabnya kita orang Pamona dalam hal pinjam-
meminjamkan barang biasanya bilang ‘ne’e ewa
poncabo-ncabo i Alo’ yang artinya jangan seperti cara
11
meminjam si burung Enggang. Sabo jaa ,” kata Mama
Mince.
“Lebih banyak ruginya, putus persaudaraan, putus
silaturahmi, hidup jadi tidak tenang,” sambung salah
seorang warga di dekat Mama Mince. Sambil tertunduk
malu, Sartje maupun Maria sesekali saling bertatap mata.
12
“Rindi mpau , Maria,” kata Sartje.
“Saya juga so bautang baru ingkar sama kau. Saya akan
ganti secepatnya di bulan ini, Sartje,” kata Maria sambil
terisak. Keduanya berpelukan.
11 Meminjam tapi ingkar janji
12 Meminta maaf karena terlanjur berucap kasar
8