Page 7 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 7

“Memang  kamu  perempuan….”  Perkataan  Sartje
               dipotong seketika oleh Mama Mince.

               “Aduh,  tidak  usah  kamu  dua  baku  tengkar  terus.  Coba
               kata tenang dulu,” kata Mama Mince kembali menengahi.
               “Tapi,  dia  ini  yang…”  Sartje  berusaha  membela  diri,
               tetapi sekali lagi Mama Mince menepuk bahunya agar ia
               diam terlebih dahulu.

               “Coba cerita ke saya, kenapa bisa kamu dua baku hantam
               kayak begini. Saya kira kamu dua ini kan teman baik,”
               kata Mama Mince.

               “So dia yang bapinjam uang pe lama, baru tiap saya tagih,
               dia bilang besok, atau alasan sakit lah, batunggu kiriman
               lah, te ada betulnya!” kata Sartje dengan penuh amarah.

               “Tapi saya memang lagi te ada uang, masa kau mau paksa.
               Ini kau kasih malu pukul saya di depan banyak orang!”
               jawab  Maria  membela  diri.  Sartje  tidak  terima  dengan
               jawabannya  dan  menjambak  rambut  Maria,  untungnya
               Mama Mince segera sigap melerai mereka.
               “Kalian ini sama saja seperti Alo dan Dena,” kata Mama
               Mince sambil duduk di bale bale rotan di dekatnya.

               “Siapa itu, mama Mince?” tanya Maria.

               “Memang mamamu tidak pernah cerita ke kamu! Bukan
               orang sini kah kamu, hah?” sela Sartje dengan nada tinggi,
               yang  seketika  disesalinya.  Ia  menundukkan  kepalanya
               karena  ingat  bahwa  Maria  adalah  seorang  yatim  piatu



                                                                     3
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12