Page 63 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 63

“Kami harus pulang duluan, atau papa akan murka dan
               mengirim banjir ke dunia,” kata salah satu bidadari yang
               sedang  bersiap  merapikan  selendang  di  pinggangnya.
               Bidadari yang satunya itu duduk sambil menangis terisak.
               Enam bidadari mengelilinginya dengan prihatin.

               “Tunggulah kami kembali, Aka,” kata salah satu bidadari
               kepadanya.  “Siapapun  pelakunya  akan  dapat  hukuman
               yang setimpal!”

                                                      71
                                     70
               “Yaku napelimai yunu , mawo rayaku ,” kata bidadari
               yang  duduk  itu  sambil  menangis  terisak.  Dengan  berat
               hati,   enam    bidadari   lainnya   terpaksa   terbang
               meninggalkannya.
               Jempajuju  menyembunyikan  selendang  di  balik
               tumpukan batu di dekat pohon kersen. Pada saat itu seekor
               kucing lewat di dekatnya tetapi segera diusirnya. Dengan
               membulatkan tekadnya, Jempajuju berjalan menghampiri
               bidadari yang menangis tersebut dan menegurnya.
                                      72
               “Makuja notumangi lee ?” tanya Jempajuju. Bidadari itu
               sempat  terkejut  melihat  ada  lelaki  yang  menyapanya,
               tetapi  selain  lelah,  dirinya  tidak  merasa  punya  banyak
               pilihan dan berserah.









               70  Saya kecurian
               71  Sedih hatiku
               72  Mengapa kamu menangis?

                                                                    59
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68